PENDAHULUAN
A. Latar
belakang
Sang
pemimpi adalah buku kedua dari tetralogi laskar pelabgi karya
andrea hirata. Nove ini merupakan salah satu dari novel-novel
best seller lainnya. Sang pemimpi merupakan sebuah
novel yang genre-nya identik dengan
pendidikan, semangat juang dan kepatriotis-an dalam sebuah keluarga
sederahana yang di tinggal di kepulauan terpencil di indonesia. Novel ini bisa
menjadi figure yang baik bagi audiens. Namun
kita perlu memahami isi yang disampaikan di dalam novel tersebut
dengan meresesensinya, kita dapat mengetahui apakah novel ini memiliki manfaat
yang baik dan kelayakan yang patut kita baca ataukah tidak.
B. Tujuan
Resensator
Tujuan
saya meresensi novel sang pemimpi ini adalah untuk :
· Memenuhi salah
satu uji kompetensi mata pelajaran bahasa indonesia.
· Meningkatkan
daya kemampuan sisa dalam kesastraan (khususnya dalam merensesi sebuah buku /
novel) indonesia.
· Menilai
apakah novel ini layak dibaca atau tidak.
C. Tujuan
Pengarang
Setelah
membaca novel tersebut, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa si
pengarang memilik tujuan untuk :
· Menuliskan
isi pikiran pengarang ke dalam sebuah cerita dalam bentuk paragraph / buku
· Menyampaikan
pandangan hidup serta pesan moral lewat kisah yang di tuliskan
· Memberikan
efek emosional agar pembaca termotivasi dan terhibur.
D. Sistematika
Novel
Dalam
penulisan sebuah karya sastra, tentunya harus tersusun secara sistematik agar
mudah di pahami oleh pembacanya. Begitu pula penulisan novel ini tersusun
secara sistematis dan sederhana. Di mulai dari prolog, isi cerita (dimana di
dalamnya terdapat dialog-dialog antar tokoh) dan epilog.
E. Audiens
Dari memehami isi novel
tersebut, kita dapat mengetahui bahwa novel ini di tunjukan untuk masyarakat
luas, di mulai dari kalangan bawah hingga kalangan menengah atas. Namun, ika
kita memahami isi dan penyampaian nya lebih dalam lagi, novel ini lebih di
tunjukan untuk kalangan mahasiswa, pelajar, remaja dan anak-anak.
PEMBAHASAN
A. Judul
Resensi
Resensi ini berjudul “ Mimpi Ikal dan Arai” karena dari
keseluruhan isi novel tersebut, di dalamnya mengisahkan perjalanan tokoh Ikal
dan Arai dalam mewujudkan mimpinya.
B. Identitas
Novel
Judul novel :
Sang Pemimpi
Pengarang :
Andrea Hirata
Penerbit :
Bentang (PT Bentang Pustaka)
Tempat terbit :
Jln. Pandega Padma 19, Yogyakarta 55284
Tahun terbit :
Cetakan Pertama, Juli 2006
Cetakan
kedua belas, November 2007
Cetakan
keempat belas, Januari 2008
Cetakan
kelima belas, Februari 2008
Cetakan
keenam belas, Februari 2008
Cetakan
ketujuh belas, Maret 2008
Cetakan
kedelapan belas, Maret 2008
Cetakan
kesembilan belas, Mei 2008
Penyuntin :
Imam Risdianto
Ilustrasi
gambar :
Andreas kusumahadi
Pemeriksa
aksara :
Yayan R.H
Penata
Aksara :
Iyan Wb
Distributor :
Mizan Media Utama, Bandung 40294
Tebal
Halaman :
x + 292 halaman ; 20,5 cm
ISBN :
979-3062-92-4
Harga :
Rp.98.000,00
C. Pratinjau
“Luar
biasa” begitulah kesan yang tersirat setelah membaca buku kedua dari
tetralogi LASKAR PELANGI karya Andrea Hirata ini. Alur cerita dan gaya bahasa
yang disuguhkannya dikemas begitu apik dari awal hingga akhir dan mampu membawa
pembaca kedalam rasa kagum yang dapat membuat merinding saat membaca kisah yang
tertuang dalam buku ini.
Sang
Pemimpi adalah sebuah lantunan kisah kehidupan yang mempesona dan akan membuat
anda percaya pada tenaga cinta, percaya pada kekuatan mimpi dan pengorbanan.
Lebihdari itu, akan membuat anda percaya kepada Tuhan yang Maha Esa, andrea,
akan membawa anda berkelana menerobos sudut-sudut pemikiran dimana anda akan
menemukan pandangan yang berbeda tentang nasib, tantangan intelektualitas, dan
kegembiraan yang meluap-luap, sekaligus kesedihan yang mengharu biru.
Tampak
komikal pada awalnya, selayaknya kenakalan remaja, tapi kemudian tanpa anda
sadari, kisah dan karakter-karakter dalam buku ini lambat laun menguasai anda.
Potret-potret kecil yang menawan akan menghentakan anda pada rasa humor yang
halus tetapi memiliki efek pilosofis yang meresonansi.
Arti
perjuangan hidup dalam kemiskinan yang membelit dan cita-cita yang gagah berani
dalam kisah dua orang tokoh ini, Arai dan Ikal, akan menuntun anda dengan
semacam keagunan dan daya tarik. Dengan begitu, anda dapat melihat kedalam diri
sendiri dengan penuh pengharapan, juga menolak semua keputus asaan dan
ketakberdayaan.
Selain
itu, dalam novel ini andrea juga menceritakan peran seorang ayah yang begitu
patriotis pengorbanan dan ketulusan seorang ayah dalam mendukung mimpi
anak-anaknya di tengah keterbatasan hidup menjadi semangat tak terbeli bagi
Ikan dan Arai dalam mewujudkan impiannya. Dari sinilah cerita mulai berepolusi
menjadi balada yang begitu mengharu biru. Kesabaran seorang ayah dan rasa
sayang seorang anak kepada sang ayah menyempurnakan novel ini menjadi bacaan
yangbegitu kolosal dan syarat akan pesan-pesan moril.
D. Sinopsis
Sang
Pemimpi adalah sebuah kisah kehidupan 3orang pemimpi yang setelah tamat SMP,
melanjutkan ke SMA yang bukan main. Disinilah perjuangan dan mimpi ketiga
pemberani ini di mulai Ikal adalah salah satu anggota dari laskar pelangi dan
Arai yang merupakan sodara sepupu Ikal yang sudah jadi yatim piatu sejak SD dan
tinggal dirumah Ikal, sudah dianggap seperti anak sendiri oleh ayah dan ibu
ikal, dan jimron, anak angkat seorang pendeta karena yatim piatu juga sejak
kecil. Namun, pendeta yang sangat baik dan tidak memksakan keyakinan jimron, malah
mengatarkan jimron menjadi muslim yang taat.
Arai
dan Ikal begitu pintar disekolahnya sedangkan jimron, sipenggemar
kuda ini biasa-biasa saja malah menduduki rangking 78 dari 160 siswa sedangkan
Ikal dan Arai selalu menjadi 5 dan 3 besar . Mimpi mereka sangat tinggi. Karena
bagi arai orang susah seperti mereka tidak akan berguna bagi mimpi-mimpi.
Mereka
berdua mempunyai mimpi yang tinggi yaitu melanjutkan belajar ke sorbonne,
Prancis. Mereka terpukau dengan cerita pak Balia kepala sekolahnya yang selalu
menyebut-nyebut indahnya kota itu. Kerja keras menjadi kuli ngambat mulai pukul
dua pagi sampai jam tujuh dan lanjutkan dengan sekolah, itulah perjuangan ke
tiga pemuda itu. Mati-matian menabung demi mewujudkan impiannya. Meskipun kalau
dilogika tabungan mereka tidak akan cukup untuk sampai kesana. Tapi jiwa
optimisme arai tak terbantahkan.
Selesai
SMA, Arai dan Ikal merantau ke Jawa, Bogor tepatnya. Sdangkan Jimbron lebih
memilih untuk menjadi pekerja ternak kuda di Belitong. Jimbron
menghadiahkan kedua celengan kuda miliknya yang berisi tabungannya selamaini
kepada Ikal dan Arai. Dia yakin kalau Ikal dan Arai sampai diperancis, maka
jiwa jimbron pun akan selalu bersama mereka. Berbulan-bulan terkantung-kantung
di Bogor, mencari pekerjaan untuk bertahan hidup susahnya minta ampu. Akhirnya
setelah banyak pekerjaan tiga bersahabat ditempuh, Ikal diterima menjadi tukang
sortir (tukang Pos), dan Ari memutuskan untuk merantau ke Kalimantan. Tahun
berikutnya, Ikal memutuskan untuk berkuliah di Ekonomi UI. Dan setelah lulus,
ada lowonga untuk mendapatbeasiswa S2ke Eropa. Beribu-ribu pesaing berhasil ia
singkirkan dan akhirnya sampailah pada pertandingan untuk memperebutkan 15
besar.
Saat
wawancara tiba, tidak disangka, professor pengujinya begitu terpukau dengan
proposal riset yang diajukan Ikal,meskipun hanya berlatar belakang sarjana
ekonomi yangmasih bekerja sebagai tukang sortir, tulisannya begitu
hebat. Akhirnya setelah wawancara selesai, siapa yang menyangka, kejutan yang
luar biasa, Arai pun ikut dalam wawancara itu. Bertahun-tahun tanpa kabar
berita, akhirnya mereka berdua dipertemukan dalam sutu forum yang indah dan
terhormat. Begitulah Arai, selalu penuh dengan kejutan. Selama ini sudah
direncanakannyabertahun-tahun. Ternyata dia kuliah di Universitas Mulawarman
dan mengambil jurusan Biologi. Tidak kalah dengan Ikal, proposal risetnya juga
begiu luar biasa dan berbakat untuk menghasilkan teori baru.
Akhirnya
sampai juga mereka pulang kampung keBelitong. Ketika ada surat dating, mereka
berdebar-debar membuka isinya. Pengumuman penerimaan beasiswa ke Eropa. Arai
begitusedih karena merindukan kedua orang tuanya. Aria sangat ingin membuka
kabar itu bersama orang yang sangat di rindukan.
Kegelisahan
dimulai. Baik Arai maupun Ikal, keduanya tidak kuasa mengetahui isi dari surat
itu. Setelah dibuka, hasilnya adalah Ikal diterima diperguruan tinggi Sorbonne,
Prancis. Setelah perlahan mencocokan dengan surat yang diterima Arai, inilah
jawaban dari mimpi-mimpi mereka. Kedua sang pemimpi ini diterima di Universitas
yang sama. Tapi ini bukan akhir dari segalanya. Di sinilah perjuangan dari
mimpi itu dimulai, dan siap melahirkan anak-anak mimpiberikutnya.
E. Kepengarangan
Nama Lengkap : Andrea Hirata Seman Said
Harun
Jenis Kelamin : laki-laki
Agama :
Islam
Tanggal
lahir : Belitong, 24 Oktober
Nama
Andrea Hirata Seman Said Harun melejit seiring kesuksesan novel pertamanya,
LASKAR PELANGI. Pria yang berulang tahun setiap 24 Oktober ini semakin terkenal
kala novel pertamanya yang jadi best seller diangkat ke layar lebar oleh duo
sineas Riri Riza dan Mira Lesmana.
Selain
LASKAR PELANGI, lulusan S1 Ekonomi Universitas Indonesia juga menulis SANG
PEMIMPI dan EDENSOR, serta MARYAMAH KARPOV. Keempat novel tersebut tergabung
dalam tetralogy.
Setelah
menyelesaikan S1di UI, pria yang kini masih bekerja di kantor pusat PT Telkom
ini mendapat beasiswa Uni Eropa untuk studi Master of Science di Universite di
Paris, Sorbonne, Prancis dan Sheffield Hallam University, United Kingdom.
Teasis
Andreadi bidang Ekonomitelekomunikasi mendapat penghargaan dari kedua
universitas tersebut dan ia lulus cum laude. Tesis itu telah diadaptasi kedalam
Bahasa Indonesia dan merupakan buku teori ekonomi telekominikasi pertama yang
ditulis oleh orang Indonesia. Buku ini telah beredar sebagai referensi ilmiah.
Penulis
Indonesia yang berasal dari Belitonh, Provinsi Bangka Belitung ini masih hidup
melajang hingga sekarang. Status lajang yang disandang oleh Andrea
sempat memicu kabar tak sedap. Karena pada bulan November 2008, muncul
pengakuan dari seorang perempuan, Roxana yang mengaku sebagai mantan istrinya.
Akhirnya terungkap bahwa Andrea memang pernah menikah dengan Roxana pada 5 juli
1998, namun telah dibatalkan pada tahun 2000. Alasan Andrea melakukan
pembatalan ini karena Roxana menikah saat dirinya masih bersetatus istri orang
lain.
Sukses
dengan novel tetralogy, Andrea menambah dunia film. Novelnya yang pertama,
telah diangkat kelayar lebar dengan judul yang sama, LASKAR PELANGIpada 2008.
Dengan menggandeng Riri Riza sebagai sustradara dan Mira Lesmana sebagai
produser. Film ini menjadi film yang paling fenomenal di tahun 2008. Dan jelang
akhir tahun 2009, Andrea bersama Miles films dan Mizan Production
kembali merilis sekuelnya, SANG PEMIMPI.
F. Unsur-Unsur Sastra
1. Intrinsik
Ø Tema
Tema yang terdapat dalam novel ini adalah
“Persahabatan, perjuangan, kepercayaan kepada tenaga cinta dan kekuatan mimpi
serta keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa.” Hal tersebut di gambarkan disetiap
kalimat dan penceritaan si penulis tentang kerasnya kehidupan dan kemustahilan
yang dapat diterobos oleh keyakinan, perjuangan dan mimpi yang amat besar yang
dimiliki sitokoh dalam cerita.
Ø Lattar/Setting
Lattar/Setting
tempat :
Dermaga :”…
disini, disudut dermaga ini …” (1)
Di depan
pabrik :”… di depan sana
teronggok reyot pabrik …”(2)
Warung A
Lung :”… menyelinap
ke warung A Lung …”(3)
Los
pasar :”…
tinggal di salah satu pasar …”(3)
Gudang peti
es :”… kami bias
terperangkap di gudang peti es ini …”(4)
Pulau
Belitong :”…
demikian dikota pelabuhan kecil Magai dipulau
Belitong …”(4)
SMA Negeri Bukan :”…
mengelola sekolah ini …”(9)
Main
Lapang Tiannanme :”…
mahasiswa di Lapang Tiannanmen …”(10)
Terali
sekolah :”…
aku berlari kencang menyusuri teras sekolah…”(13)
Gerbang pasar
pagi :”… memasuki gerbang pasar pagi …”(14)
Tempat parker :”…
meloncati palang besiparkir sepeda …”(14)
Gang
permukima :”… aku berbelok tajam ke
gang permukiman …”(14)
Di
penjar :”…
di penjara itu kulihat …”(16)
Kantor
pegadaian :”… duduk di bangku panjang kantor
pegadaian …”(23)
Depan
tang :”…
didepan tangga gubuknya …”(24)
Jalan
setapak :”kami
menyusuri jalan setapak…”(25)
Bak truk
kopa :”…
aksi Arai di bak truk kopa …”(32)
Ruang tengah :”…
melewati ruang tengah …”…(35)
Diatas
talang :”…
duduk santai di atas talang …”(38)
Di kandang
ayam :”… posisinya di kandang ayam
…”(38)
Di
pekarangan :”…
memasuki pekarangan …”(38)
Toko A Siong :”…
di depan toko A Siong iaberhenti …”(42)
Di
dapur :”…
mengambil tempat duduk di dapur …”(52)
Beranda
los :”…
duduk santai di beranda los kontrakan …”(97)
Bioskop :”…
berada di dalam gedung bioskop ini …"(106)
Dipintu
bioskop :”… di pintu
bioskop pak mustar …”(114)
Dilapangan
sekolah :”… di tengah lapang sekolah …”(120)
Dibalik
pohon :”…
dibalik pohon bungur …”(122)
Kantin sekolah :”…
berjalan menuju kantin sekolah …”(135)
Restoran mie
rebus :”…tukang cuci piring di restoran mie rebus …”(136)
Semenanjung
ayah :”… disana, disemenanjung ayah …”(142)
Dijalan :”…
sampai dijalan panjang …”(154)
Dipasar :”…
pembicaraan capo dipasar itu …”(165)
Tepi
pantai :”…
menyusuri tepi pantai …”(179)
Rumah Bang
Zaitun :”… kami memasuki ruang tamu Bang Zaitun …”(189)
Kebun
jagung :”…
kami mengendap-ngendap di
kebun jagung…”(202)
Di
kapal :”…
berpegang erat pada besi haluan …”(221)
Di tanjung
periok :”… banyak manusia di tanjung
Periok …”(226)
Di
terminal :”…
berjalan menuju terminal …”…(228)
Terminal bus
Bogor :”… tulisan nama terminal itu: Terminal Bus Bogor
…”(229)
Di
Bogor :”…
terdampar di Bogor …”(229)
Kampung
IPB :”…
di sebuah kampong di belakang IPB …”(231)
Kamar
kos :”…kamar
kos berdinding gedek bamboo …”(234)
Babakan
fakultas :”… tinggal di babakan
fakultas …”(235)
Di pabrik
tali :”…
mendapat pekerjaan di pabrik tali …”(237)
Kios
fotocopi :”…
bekerja di kios fotocopinya IPB …”(238)
Kantor pos
bogor :”… penerimaan karyawan baru di
Kantor Pos Bogor …”(241)
Di
UI :”…
aku diterima di UI …”(246)
Di
koridor :”… berjalan
santai melewati sebuah koridor …”(260)
Di
gedung :”…
gedung dimana pembangunan Nasional …”(261)
UM :”…
ia kuliah di Universitas Mulawarman …”(262)
Di
Jakarta :”…
diam-diam ia kos di Jakarta …”(262)
Toko Sinar
Harapan :”… diberanda Toko Sinar Harapan …”(267)
Pulau
Kalimantan :”… Arai telah berangkat ke
Kalimantan …”(242)
Lattar/setting
waktu :
Pagi
:”… matahari rendah memantulkan uap lengket
yang terjebak ditudungi cendawan gelap gulita …”(1)
“...
senin pagi ini …”(10)
“…
suatu pagi buta …”(99)
“…
esoknya kami sibuk …”(104)
Sore :”…
sore yang indah …”(37)
“…
sore ini dia sudah berdiri tegak …”(145)
Siang :”…
siang itu …”(56)
Waktu
subuh :”…
pada suatu subuh yang dingin …”(59)
Dini
hari :”…
setiap pukul dua pagi …”(70)
“…
suami istri itu bangun pukul tiga pagi…”(90)
Minggu
pagi :”…
setiapminggu pagi …”(79)
Malam ”…
suatu malam …”…(103)
“…
ini adalah malam yang amat menyedihkan …”(104)
“…
kami hanyut dalam malam …”(117)
Malam
minggu :”… malam
minggu ini …”(116)
“…
sejak malam minggu …”(120)
Lattar/setting
suasana :
Gugup :”…
aku gugup …"(2)
“…
berakting antara gugup …”(112)
Capek :”…
dahinya yang kukuh basah oleh keringat …”(2)
“…
aku terengah-engah …”(122)
Sedih :”…
lebih menyedihkan …”(2)
“…
airmata Mak Cik meleleh …”(38)
“…
betapa menyedihkan kami sebenarnya …”(109)
“…
aku sedih menyadari ada sosok …”(134)
“…
kesedihannya menguap …”(137)
Panik :”…
berlari semburat, pontang-panting lupa
diri …”(2)
Jengkel :”…
aku jengkel pada Pak Mustar …”…(123)
“…
jengkel sekali dengan hukuman ini …”…(129)
Sakitt
hati :”…
mereka menanggungkan sakit hati …”…(3)
“…
aku juga sakit hati pada Pak Mustar …”…(129)
Curiga :”…
mereka selalu curiga pada siapapun …”(3)
Tegang :”…
aku mundur, tegang …”…(4)
“…
menunggu dengan tegang …”(22)
Hening :”…
keheningan …”…(4)
Takut :”…
menjerit-jerit histeris …”(12)
“…
gemetar ketakutan …”…(14)
Emosi :”…
ia menekan dengan gusar hardikan khasnya…”(5)
“…
matanya menghujam tajam …”…(112)
”…
aku diam pertanda marah
…”(131) “…
aku mencapai puncak emosi …”(133)
Malu :”…
sang tauke tersipu …”…(7)
“…
aku merasa sangat malu …”(51)
“…
benar-benar memalukan …”(120)
Girang :”…
aku girang …”…(11)
Tertawa :”…
penonton ketawa keras-keras …”(121)
Khawatir :”…
khawatir jagoannya di tangkap garong …”(13)
Cemas :”…
wajah cemasnya …”…(25)
Gembira :”…
aku semakin gembira …”…(25)
Haru :”…
mata Mak Cik berkaca-kaca …”(51)
“…
ku tangkap keharuan …”…(93)
”…
wajahnya yang polos dilanda keharuan…”(136)
“…
aku benar-benar terharu …”…(138)
Bangga :”…
sekaligus kebanggaan yang sangat besar…”(93)
Frustasi :”…
kami frustasi …”…(103)
Terkejut :”…
karena terkejut yang amat sangat …”(112)
“…
dia sangat terjejut …”…(113)
Kecewa :”…
Pak Mustar kecewa dengan aktingku …”(122)
“…
kecewa yang sakit jatuh dalam hatiku …”(149)
Benci :”…
aku benci …”(129)
Kagum :”…
senyum kekagumannya …”(129)
Kaget :”…
karena kaget pada gertakanku …”(133)
Menyesal :”…
tanpak juga gurat penyesalan …”(133)
“…
terpurukdalam penyesalan …”(152)
Senang :”…
aku senang sekali …”(141)
Gelisah :”…
aku gelisah menyaksikan para orang tua …”(151)
Lattar/setting nuansa :
Lattar/setting
nuansa di dalam novel ini lebih bernuansa Melayu dan dunia remaja yang
diselimuti dengan kenakalan, ambisi, obsesi, dan cita-cita yang tinggi.
ü Tokoh
Tokoh
utama :
Ikal, Arai, jimbron, Pak Mustar
Tokoh
protagonis : Ikal dan Arai
Tokoh
antagonis : Pak Mustar
Tokoh
tritagonis : Jimbron, Pak Balia,
Ayah Ikal, Ibu Ikal, pendeta Geovanny
Tokoh
pembantu : Nyonya Lam Nyet Pho,
Parmin, Paijo, Marmo, Tarji,
Narsio, Nurmi, Mei-Mei, Nyonya Deborah, Ibu Mertua,
A Siong, Mak Cik Maryamah, Tagem, A Put, Taikong Hamin, Haji Satar, Haji
Hazani, Mahader, Chong Cin khong, Nurmala, Laksmi, A Kiung, Pak Cik
Basman, tukang jagung, Capo, Minar, Bang Zaitun, Kang Emod, Odji Dahrodji, Wan
Azizah, Bu Muslimah, A Ling.
ü Perwatakan
Ikal =
baik hati, cerdas, pintar, selalu berpikir optimis, pantang menyerah,
pengagum Bang H.Rhoma Irama
Arai =
baik hati, cerdas, pintar, penuh dengan ide baru, nakal, gigih, rajin, pantang
menyerah, optimis,
Jimbron =
baik, polos, gagap, sangat menyukai kuda
Pak
Mustar =
tidak toleran, keras dalam penegakan disiplin, ditakuti
galak pemarah
Ayah
Ikal =
sabar, pendiam, penuh kasih saying
Pak
Balia =
baik hati dan bijaksana
Ibu
Ikal =
baik hati dan penuh kasih saying
Pendeta
Geovanny = ayah angkat Jimbron, penuh kasih saying, baik
hati, tidak memaksakan kehendaknya, disiplin
Ny.Lam Nyet
Pho = ketua preman pasar ikan, bengis,
tega, sok kuasa dan tak mau kalah
Parmin,
Marmo = pembantu setia
Nyonya Pho
Paijo, Tarji,
Narsio =
pembantu setia Nyonya Pho
Nurmi =
anak
Mak Cik Maryamah,
baik, pintar main biola
Mak Cik
Maryamah =baik hatidan penuh tanggung jawab
Pak Cik
Maryamah = tidakbertanggung jawab
Mei-Mei =
anak A Siong, lugu, periang
Nyonya
Deborah = istri A Siong,
cerewetIbu Mertua Ny.Deb = pemurung dan mudah
tersinggung
Tagem =
kuli Nyonya Deborah, pemalas
A
Put =
dokter gigi di kampong Belitong, sompral humoris
Taikong
Hanim = sang
eksekutif masjid yang antagonis dan pemarah
Haji
Satar =
sang legislative masjid, pendidik yang baik
Haji
Hazani =
sang yudikatif masjid, tegas, kejam, pendidik yang baik
Mahader =
teman Ikal dan Arai, orangnya selalu sendu namun tegar
Chong
ChinKiongg = teman Ikal dan Arai, polos
Nurmala =
cantik, pintar, genit, gadis yang ditaksir Arai
Laksmi =
anak asuh kedua Geovanny, dingin, pendiam, pemurung, gadis yang dicintai oleh
Jimbron
A
Kiun =
gadis hokian penjual tiket
Pak Cik
Basman = tukang obek
karcis
Tukang
jagung =
pedagang jagung disekitar bioskop, pengadu
Capo =
wiraswastawan, pekerja keras, berwibawa, orang terkaya di kampong Belitong,
sederhana tak banyak cincong, mampu merealisasikan ide menjadi tindakan nyata
Minar =
asisten juru rias pengantin, penggosip
Bang
Zaitun =
pria flamboyan yang kondang dalam dunia persilatan cinta, pinpinan orkes
melayu, seniman yang humoris, senang sekali bicara, menyenangkan,banyak
isterinya (play boy)
Kang
Emod =
tetangga kos Ikal dan Arai, pemilik fotocopi di IPB, baik hati
Odji
Dahrodji =
mandor pegawai pos, penuh perhatian
Wan
Azizah =
mahasiswi FISIF, cantik, pintar, baik hati, ramah, wanita yang di sukai Ikal
Bu
Muslimah =
guru SD Ikal dan Arai, baik hati, penyayang
A
Ling =
pemilik toko sinar harapan,baik hati
ü Alur
Alur yang digunakan dalam alur ini adalah alur
campuran. Hal itu terlihat pada saat Ikal menceritakan kembali
masa kecilnya bersama Arai menggunakan alur mundur,dan pada saat Ikal dan Arai
meneruskan usaha dalam mewujudkan mimpinya menggunakan alur maju. Pada novel
ini terdapat saat-saat dimana tokoh utama menceritakan kembali cerita-cerita
masa kecilnya secara acak dan tidak berturut-turut.
ü Sudut pandang
Novel inimenggunakan sudut pandang orang pertama
(akuan) dimana si penulis memposisikan dirinya sebagai tokoh utama, yaitu Ikal
ü Amanat
Amanat yang terdapat dalam novel ini kita jangan
takut untuk mempunyai mimpi dan kita jangan takut pula mewujudkan mimpi
tersebut karena di dunia ini tidak ada yang mustahil jika kita selalu berusaha
dan bersungguh-sungguh untuk mewujudkannya dan dengan disertai keyakinan kepada
Tuhan Yang Maha Esa kita pasti dapat mewujudkannya. Pada dasarnya jiwa seorang
manusia tidak lepas dari ambisi, obsesi dan harapan-harapan yang begitu besar
yang terdapat dalam dirinya. Hal tersebut di gambarkan oleh si penulis dengan
tujuan agar kita sebagai manusia harus yakin dengan mukzijat Tuhan Yang Maha
Esa bahwa tidak ada yang mustahil, mimpi yang begitu besar dapat terwujud
walaupun kita serba keterbatasan, tapi dengan keyakinan dan kesungguhan yang di
sertai keikhlasan hati dan mengharap pada Ridho-Nya semua itu dapat tercapai
dengan mudah.
2. Ekstrinsik
· Agama
Nilai agama dalam novel inidapatdilihat secara
jelas pada bagian-bagian dimana ketiga tokoh belajar dalam sebuah pondok
pesantren. Banyak terdapatnya aturan-aturan Agama Islam dan petuah-petuah dari
seorang Taikong (kyai) yang begitu mereka patuhi.
· Budaya
Nilai budaya yang terdapat dalam novel ini
adalah budaya melayu asli Indonesia yang masih utuh. Hal tersebut dapat dilihat
dari Bahasa yang digunakan si tokoh dalam cerita.
· Bahasa
Novel ini menggunakan bahasa Indonesia yang
baku. Selain itu, di dalamnya juga terdapat Bahasa-bahasa Melayu yang masih
utuh, Bahasa asing misalkan: “ When I give my heart, it will be
completely”…(200), dan Bahasa-bahasa ilmiah misalkan: “getah
testosterone”…(101).
· Moral
Nilai moral yang terdapat dalamnovel ini sangat
patut untuk di jadikan contoh (khususnya oleh para pelajar dan generasi penerus
bangsa).
Perwatakan si tokoh utama dalam cerita
menggambarkan rasa humanis yang terang dalam diri seorang remaja tanggung dalam
menyikapi kerasnya hidup dalam keprihatinan. Didalam novel ini tokoh utama
digambarkan dalam sosok remaja yang mempunyai perangai yang baik dan rasa setia
kawan yang tinggi.
· Adat Istiadat
Adat kebiasaan pada masyarakat tradisional yang
masih mengharuskan seorang anak memberikan salam dan mencium tangan orang tua
sebagai ungkapan rasa hormat kepada orang tuanya.
· Ekonomi
Mata pencaharian warga sebagai kuli tambang
timah yang tergambar sangat keras dan kasar menambah khazanah budaya yang masih
Indonesia. Keprihatinan hidup sehingga anak-anak terus membantu ekonomi
keluarga juga sangat jelas tergambar dalm novel ini.
· Pendidikan
Novel ini mengandung unsur pendidikan yang
sangat tinggi. Hal tersebut dideskripsikan dengan karakter tokoh utama yang
cerdas sehingga merekan dapat mewujudkan mimpinya lewat beasiswa yang mereka
dapatkan. Hal tersebut membuktikan bahwa kecerdsan dan kepintaran juga
merupakan modal untuk menuju kesuksesan dan mewujudkan apa yang di
impi-impikan.
· Sosial
Didalam novel ini terkandung nilai social yang
sangat tinggi. Hal tersebut digambarkan dengan rasa setia kawan yang begitu
tinggi Antara tokoh Arai, Ikal dan Jimbron. Masing-masing saling memberi
dukungan dan membantu satu sama lain dalam mewujudkan mimpi mereka sekalipun
hampir mencapai kemustahilan. Dengan didasari rasa kegotong royongan yang
sangat tinggi sebagai sesame orang Belitong, dalam keadaan yang sangat prihatin
pun masih dapat saling membantu satu sama lain.
G. Penilaian
1. Keunggulan
Novel ini merupakan salah satu novel best teller
karya Andrea Hirata. Didalam novel ini tertuang kekayaan Bahasa hingga kekuatan
alur yang mengajak pembaca kedalam cerita hingga dapat merasakan tiap latar
yang terdeskripsikan secara sempurna. Hal ini tidak terlepas dari kecerdasan
penulis memainkan imajinasi berfikir yang dituangkan Bahasa-bahasa yang
intelektual yang berkelas. Penulis juga menjelskan tiap detail latar yang membackgroun
dalam adegan demi adegan, sehingga pembaca selalu menantikan dan menerka-nerka
setiap hal yang akan terjadi. Selain itu, kepandaian Andrea dalam
mengeksploritasi karakter-karakter sehingga kesuksesan pembawaan yang melekat
dalm karakter tersebut begitu kuat. Novel ini juga sangat cocok dibacaoleh
setiap kalangan, apalagi kalangan anak-anak yang membutuhkan inspirasi positif
untuk mewujudkan mimpi, angan dan cita-citanya.
2. Kelemahan
Pada dasarnya novel ini hampir tiada kelemahan.
Hal itu disebabkan karena penulis menyuguhkan sebuah novel dengan alur cerita
dan gaya Bahasa yang dikemas begitu apik dari awal hingga akhir.
3. Manfaat
Novel
Setelah di resensi, ternyata novel ini memiliki
beberapa manfaat yang baik untuk audiens, diantaranya :
§ Dengan membaca novel ini, kita yang memiliki
cita-cita yang tinggi akan terasa termotivasi untuk menggapai cita-cita
tersebut.
§ Bagijiwa-jiwa yang mempunyai mimpi yang hampir
mustahil untuk diwujudkan, akan terinspirasi untuk lebih berusaha mewujudkan
mimpinya itu.
§ Kita dapat mengetahui kehidupan kalangan remaja
terutama remaja SMA yang kejiwaannya terhitung dalam masa emosi yang labil.
§ Memberi kita pencerahan bahwa hidup dalam
keterbatasan tidak akan menjadi penghalang untuk memiliki mimpi, cita-cita dan
harapan yang tinggi.
§ Memberikan kita pelajaran bahwa kemiskinan bukan
menjadi tolak ukur untuk menjadi sukses, tetapi tekad yang kuat disertai usaha
yang penuh dengan keyakinan tersebutlah yang dapat mengantarkan kita pada
kesuksesan.
§ Memberikan kita pencerahan bahwa tidak ada
keinginan kita yang mustahil jika Allah SWT telah memberikan kehendak-Nya.
Namun, semua itu juga harus disertai dengan ikhtiar dan bertawakal hanya
kepada-Nya.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Novel ini sangat bagus
untuk dibaca, apalagi oleh anak-anak muda dan generasi penerus bangsa.
B. Saran
Saya sarankan supaya
membaca novel ini dan ikut merasakan sensasi serta kekaguman yang tertuang
dalam setiap subbab di novel ini.
DAFTAR PUSTAKA
Hirata,Andrea. 2008.
Sang Pemimpi.Yogyakarta : PT Bintang Pustaka
