Kamis, 06 November 2014

Resensi novel "Sang Pemimpi"

PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
            Sang pemimpi adalah buku kedua  dari tetralogi laskar pelabgi karya andrea  hirata. Nove ini merupakan salah satu dari novel-novel best  seller lainnya. Sang pemimpi merupakan sebuah novel  yang  genre-nya identik dengan pendidikan,  semangat juang dan kepatriotis-an dalam sebuah keluarga sederahana yang di tinggal di kepulauan terpencil di indonesia. Novel ini bisa menjadi  figure  yang baik bagi audiens.  Namun kita perlu  memahami isi yang disampaikan di dalam novel tersebut dengan meresesensinya, kita dapat mengetahui apakah novel ini memiliki manfaat yang baik dan kelayakan yang patut kita baca ataukah tidak.
B.    Tujuan Resensator
             Tujuan saya meresensi novel sang pemimpi ini adalah untuk :
·         Memenuhi  salah satu uji kompetensi mata pelajaran bahasa indonesia.
·         Meningkatkan daya kemampuan sisa dalam kesastraan (khususnya dalam merensesi sebuah buku / novel) indonesia.
·         Menilai apakah novel ini layak dibaca atau tidak.
C.     Tujuan Pengarang
         Setelah membaca novel  tersebut, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa si pengarang memilik tujuan untuk :
·         Menuliskan isi pikiran pengarang ke dalam sebuah cerita dalam bentuk paragraph / buku
·         Menyampaikan pandangan hidup serta pesan moral lewat kisah yang di tuliskan
·         Memberikan efek emosional agar pembaca termotivasi dan terhibur.

D.    Sistematika Novel
        Dalam penulisan sebuah karya sastra, tentunya harus tersusun secara sistematik agar mudah di pahami oleh pembacanya. Begitu pula penulisan novel ini tersusun secara sistematis dan sederhana. Di mulai dari prolog, isi cerita (dimana di dalamnya terdapat dialog-dialog antar tokoh) dan epilog.



E.     Audiens
      Dari memehami isi novel tersebut, kita dapat mengetahui bahwa novel ini di tunjukan untuk masyarakat luas, di mulai dari kalangan bawah hingga kalangan menengah atas. Namun, ika kita memahami isi dan penyampaian nya lebih dalam lagi, novel ini lebih di tunjukan untuk kalangan mahasiswa, pelajar, remaja dan anak-anak.


PEMBAHASAN

A.    Judul Resensi
Resensi ini berjudul “ Mimpi Ikal dan Arai” karena dari keseluruhan isi novel tersebut, di dalamnya mengisahkan perjalanan tokoh Ikal dan Arai dalam mewujudkan mimpinya.
B.     Identitas Novel
Judul novel                     : Sang Pemimpi
Pengarang                      : Andrea Hirata
Penerbit                         : Bentang (PT Bentang Pustaka)
Tempat terbit                 : Jln. Pandega Padma 19, Yogyakarta 55284
Tahun terbit                   : Cetakan Pertama, Juli 2006
                                         Cetakan kedua belas, November 2007
                                         Cetakan keempat belas, Januari 2008
                                         Cetakan kelima belas, Februari 2008
                                         Cetakan keenam belas, Februari 2008
                                         Cetakan ketujuh belas, Maret 2008
                                         Cetakan kedelapan belas, Maret 2008
                                         Cetakan kesembilan belas, Mei 2008
Penyuntin                         : Imam Risdianto
Ilustrasi gambar              : Andreas kusumahadi
Pemeriksa aksara            : Yayan R.H
Penata Aksara                 : Iyan Wb
Distributor                       : Mizan Media Utama, Bandung 40294
Tebal Halaman                : x + 292 halaman ; 20,5 cm
ISBN                                 : 979-3062-92-4
Harga                               : Rp.98.000,00
C.     Pratinjau
            “Luar biasa” begitulah kesan yang tersirat  setelah membaca buku kedua dari tetralogi LASKAR PELANGI karya Andrea Hirata ini. Alur cerita dan gaya bahasa yang disuguhkannya dikemas begitu apik dari awal hingga akhir dan mampu membawa pembaca kedalam rasa kagum yang dapat membuat merinding saat membaca kisah yang tertuang dalam buku ini.
            Sang Pemimpi adalah sebuah lantunan kisah kehidupan yang mempesona dan akan membuat anda percaya pada tenaga cinta, percaya pada kekuatan mimpi dan pengorbanan. Lebihdari itu, akan membuat anda percaya kepada Tuhan yang Maha Esa, andrea, akan membawa anda berkelana menerobos sudut-sudut pemikiran dimana anda akan menemukan pandangan yang berbeda tentang nasib, tantangan intelektualitas, dan kegembiraan yang meluap-luap, sekaligus kesedihan yang mengharu biru.
            Tampak komikal pada awalnya, selayaknya kenakalan remaja, tapi kemudian tanpa anda sadari, kisah dan karakter-karakter dalam buku ini lambat laun menguasai anda. Potret-potret kecil yang menawan akan menghentakan anda pada rasa humor yang halus tetapi memiliki efek pilosofis yang meresonansi.
            Arti perjuangan hidup dalam kemiskinan yang membelit dan cita-cita yang gagah berani dalam kisah dua orang tokoh ini, Arai dan Ikal, akan menuntun anda dengan semacam keagunan dan daya tarik. Dengan begitu, anda dapat melihat kedalam diri sendiri dengan penuh pengharapan, juga menolak semua keputus asaan dan ketakberdayaan.
            Selain itu, dalam novel ini andrea juga menceritakan peran seorang ayah yang begitu patriotis pengorbanan dan ketulusan seorang ayah dalam mendukung mimpi anak-anaknya di tengah keterbatasan hidup menjadi semangat tak terbeli bagi Ikan dan Arai dalam mewujudkan impiannya. Dari sinilah cerita mulai berepolusi menjadi balada yang begitu mengharu biru. Kesabaran seorang ayah dan rasa sayang seorang anak kepada sang ayah menyempurnakan novel ini menjadi bacaan yangbegitu kolosal dan syarat akan pesan-pesan moril.
D.    Sinopsis
            Sang Pemimpi adalah sebuah kisah kehidupan 3orang pemimpi yang setelah tamat SMP, melanjutkan ke SMA yang bukan main. Disinilah perjuangan dan mimpi ketiga pemberani ini di mulai Ikal adalah salah satu anggota dari laskar pelangi dan Arai yang merupakan sodara sepupu Ikal yang sudah jadi yatim piatu sejak SD dan tinggal dirumah Ikal, sudah dianggap seperti anak sendiri oleh ayah dan ibu ikal, dan jimron, anak angkat seorang pendeta karena yatim piatu juga sejak kecil. Namun, pendeta yang sangat baik dan tidak memksakan keyakinan jimron, malah mengatarkan jimron menjadi muslim yang taat.
            Arai dan Ikal begitu pintar disekolahnya  sedangkan jimron, sipenggemar kuda ini biasa-biasa saja malah menduduki rangking 78 dari 160 siswa sedangkan Ikal dan Arai selalu menjadi 5 dan 3 besar . Mimpi mereka sangat tinggi. Karena bagi arai orang susah seperti mereka tidak akan berguna bagi mimpi-mimpi.
            Mereka berdua mempunyai mimpi yang tinggi yaitu melanjutkan belajar ke sorbonne, Prancis. Mereka terpukau dengan cerita pak Balia kepala sekolahnya yang selalu menyebut-nyebut indahnya kota itu. Kerja keras menjadi kuli ngambat mulai pukul dua pagi sampai jam tujuh dan lanjutkan dengan sekolah, itulah perjuangan ke tiga pemuda itu. Mati-matian menabung demi mewujudkan impiannya. Meskipun kalau dilogika tabungan mereka tidak akan cukup untuk sampai kesana. Tapi jiwa optimisme arai tak terbantahkan.
            Selesai SMA, Arai dan Ikal merantau ke Jawa, Bogor tepatnya. Sdangkan Jimbron lebih memilih untuk menjadi pekerja  ternak kuda di Belitong. Jimbron menghadiahkan kedua celengan kuda miliknya yang berisi tabungannya selamaini kepada Ikal dan Arai. Dia yakin kalau Ikal dan Arai sampai diperancis, maka jiwa jimbron pun akan selalu bersama mereka. Berbulan-bulan terkantung-kantung di Bogor, mencari pekerjaan untuk bertahan hidup susahnya minta ampu. Akhirnya setelah banyak pekerjaan tiga bersahabat ditempuh, Ikal diterima menjadi tukang sortir (tukang Pos), dan Ari memutuskan untuk merantau ke Kalimantan. Tahun berikutnya, Ikal memutuskan untuk berkuliah di Ekonomi UI. Dan setelah lulus, ada lowonga untuk mendapatbeasiswa S2ke Eropa. Beribu-ribu pesaing berhasil ia singkirkan dan akhirnya sampailah pada pertandingan untuk memperebutkan 15 besar.
            Saat wawancara tiba, tidak disangka, professor pengujinya begitu terpukau dengan proposal riset yang diajukan Ikal,meskipun hanya berlatar belakang sarjana ekonomi  yangmasih bekerja sebagai tukang sortir, tulisannya begitu hebat. Akhirnya setelah wawancara selesai, siapa yang menyangka, kejutan yang luar biasa, Arai pun ikut dalam wawancara itu. Bertahun-tahun tanpa kabar berita, akhirnya mereka berdua dipertemukan dalam sutu forum yang indah dan terhormat. Begitulah Arai, selalu penuh dengan kejutan. Selama ini sudah direncanakannyabertahun-tahun. Ternyata dia kuliah di Universitas Mulawarman dan mengambil jurusan Biologi. Tidak kalah dengan Ikal, proposal risetnya juga begiu luar biasa dan berbakat untuk  menghasilkan teori baru.
            Akhirnya sampai juga mereka pulang kampung keBelitong. Ketika ada surat dating, mereka berdebar-debar membuka isinya. Pengumuman penerimaan beasiswa ke Eropa. Arai begitusedih karena merindukan kedua orang tuanya. Aria sangat ingin membuka kabar itu bersama orang yang sangat di rindukan.
            Kegelisahan dimulai. Baik Arai maupun Ikal, keduanya tidak kuasa mengetahui isi dari surat itu. Setelah dibuka, hasilnya adalah Ikal diterima diperguruan tinggi Sorbonne, Prancis. Setelah perlahan mencocokan dengan surat yang diterima Arai, inilah jawaban dari mimpi-mimpi mereka. Kedua sang pemimpi ini diterima di Universitas yang sama. Tapi ini bukan akhir dari segalanya. Di sinilah perjuangan dari mimpi itu dimulai, dan siap melahirkan anak-anak mimpiberikutnya.
E.     Kepengarangan
Nama Lengkap : Andrea Hirata Seman Said Harun
Jenis Kelamin    : laki-laki
            Agama              : Islam
            Tanggal lahir    : Belitong, 24 Oktober
            Nama Andrea Hirata Seman Said Harun melejit seiring kesuksesan novel pertamanya, LASKAR PELANGI. Pria yang berulang tahun setiap 24 Oktober ini semakin terkenal kala novel pertamanya yang jadi best seller diangkat ke layar lebar oleh duo sineas Riri Riza dan Mira Lesmana.
            Selain LASKAR PELANGI, lulusan S1 Ekonomi Universitas Indonesia juga menulis SANG PEMIMPI dan EDENSOR, serta MARYAMAH KARPOV. Keempat novel tersebut tergabung dalam tetralogy.
            Setelah menyelesaikan S1di UI, pria yang kini masih bekerja di kantor pusat PT Telkom ini mendapat beasiswa Uni Eropa untuk studi Master of Science di Universite di Paris, Sorbonne, Prancis dan Sheffield Hallam University, United Kingdom.
            Teasis Andreadi bidang Ekonomitelekomunikasi mendapat penghargaan dari kedua universitas tersebut dan ia lulus cum laude. Tesis itu telah diadaptasi kedalam Bahasa Indonesia dan merupakan buku teori ekonomi telekominikasi pertama yang ditulis oleh orang Indonesia. Buku ini telah beredar sebagai referensi ilmiah.
            Penulis Indonesia yang berasal dari Belitonh, Provinsi Bangka Belitung ini masih hidup melajang hingga sekarang. Status lajang yang disandang oleh  Andrea sempat memicu kabar tak sedap. Karena pada bulan November 2008, muncul pengakuan dari seorang perempuan, Roxana yang mengaku sebagai mantan istrinya. Akhirnya terungkap bahwa Andrea memang pernah menikah dengan Roxana pada 5 juli 1998, namun telah dibatalkan pada tahun 2000. Alasan Andrea melakukan pembatalan ini karena Roxana menikah saat dirinya masih bersetatus istri orang lain.
            Sukses dengan novel tetralogy, Andrea menambah dunia film. Novelnya yang pertama, telah diangkat kelayar lebar dengan judul yang sama, LASKAR PELANGIpada 2008. Dengan menggandeng Riri Riza sebagai sustradara dan Mira Lesmana sebagai produser. Film ini menjadi film yang paling fenomenal di tahun 2008. Dan jelang akhir tahun 2009, Andrea  bersama Miles films dan Mizan Production kembali merilis sekuelnya, SANG PEMIMPI.

F.     Unsur-Unsur  Sastra
                 1. Intrinsik
Ø Tema
Tema yang terdapat dalam novel ini adalah “Persahabatan, perjuangan, kepercayaan kepada tenaga cinta dan kekuatan mimpi serta keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa.” Hal tersebut di gambarkan disetiap kalimat dan penceritaan si penulis tentang kerasnya kehidupan dan kemustahilan yang dapat diterobos oleh keyakinan, perjuangan dan mimpi yang amat besar yang dimiliki sitokoh dalam cerita.

Ø Lattar/Setting
     Lattar/Setting tempat :
     Dermaga                    :”… disini, disudut dermaga ini …” (1)
     Di depan pabrik         :”… di depan sana teronggok reyot pabrik …”(2)
     Warung A Lung          :”… menyelinap ke warung A Lung …”(3)
     Los pasar                    :”… tinggal di salah satu pasar …”(3)
     Gudang peti es           :”… kami bias terperangkap di gudang peti es ini …”(4)
Pulau Belitong           :”… demikian dikota pelabuhan kecil Magai dipulau Belitong    …”(4)
SMA Negeri Bukan    :”… mengelola sekolah ini …”(9)
Main                                                                                                 
Lapang Tiannanme    :”… mahasiswa di Lapang Tiannanmen …”(10)
Terali sekolah            :”… aku berlari kencang menyusuri teras sekolah…”(13)
     Gerbang pasar pagi   :”… memasuki gerbang pasar pagi …”(14)
     Tempat parker           :”… meloncati palang besiparkir sepeda …”(14)
     Gang permukima       :”… aku berbelok tajam ke gang permukiman …”(14)
     Di penjar                    :”… di penjara itu kulihat …”(16)
     Kantor pegadaian      :”… duduk di bangku panjang kantor pegadaian …”(23)
     Depan tang                :”… didepan tangga gubuknya …”(24)
              Jalan setapak          :”kami menyusuri jalan setapak…”(25)
     Bak truk kopa             :”… aksi Arai di bak truk kopa …”(32)
     Ruang tengah             :”… melewati ruang tengah …”…(35)
     Diatas talang              :”… duduk santai di atas talang …”(38)
     Di kandang ayam       :”… posisinya di kandang ayam …”(38)
     Di pekarangan           :”… memasuki pekarangan …”(38)
     Toko A Siong              :”… di depan toko A Siong iaberhenti …”(42)
     Di dapur                     :”… mengambil tempat duduk di dapur …”(52)
     Beranda los                :”… duduk santai di beranda los kontrakan …”(97)
     Bioskop                       :”… berada di dalam gedung bioskop ini …"(106)
     Dipintu bioskop          :”… di pintu bioskop pak mustar …”(114)
     Dilapangan sekolah   :”… di tengah lapang sekolah …”(120)
     Dibalik pohon             :”… dibalik pohon bungur …”(122)
     Kantin sekolah            :”… berjalan menuju kantin sekolah …”(135)
     Restoran mie rebus   :”…tukang cuci piring di restoran mie rebus …”(136)
     Semenanjung ayah    :”… disana, disemenanjung ayah …”(142)
     Dijalan                        :”… sampai dijalan panjang …”(154)
     Dipasar                       :”… pembicaraan capo dipasar itu …”(165)
     Tepi pantai                 :”… menyusuri tepi pantai  …”(179)
     Rumah Bang Zaitun   :”… kami memasuki ruang tamu Bang Zaitun …”(189)
     Kebun jagung             :”… kami mengendap-ngendap di kebun      jagung…”(202)
     Di kapal                      :”… berpegang erat pada besi haluan …”(221)
     Di tanjung periok       :”… banyak manusia di tanjung Periok …”(226)
     Di terminal                 :”… berjalan menuju terminal …”…(228)
     Terminal bus Bogor   :”… tulisan nama terminal itu: Terminal Bus Bogor …”(229)
     Di Bogor                     :”… terdampar di Bogor …”(229)
     Kampung IPB              :”… di sebuah kampong di belakang IPB …”(231)
     Kamar kos                  :”…kamar kos berdinding gedek bamboo  …”(234)
     Babakan fakultas       :”… tinggal di babakan fakultas …”(235)
     Di pabrik tali              :”… mendapat pekerjaan di pabrik tali …”(237)
     Kios fotocopi              :”… bekerja di kios fotocopinya IPB …”(238)
     Kantor pos bogor       :”… penerimaan karyawan baru di Kantor Pos Bogor …”(241)
     Di UI                           :”… aku diterima di UI …”(246)
     Di koridor                   :”…  berjalan santai melewati sebuah koridor …”(260)
     Di gedung                   :”… gedung dimana pembangunan Nasional …”(261)
     UM                             :”… ia kuliah di Universitas Mulawarman …”(262)
     Di Jakarta                   :”… diam-diam ia kos di Jakarta …”(262)
     Toko Sinar Harapan   :”… diberanda Toko Sinar Harapan …”(267)
     Pulau Kalimantan       :”… Arai telah berangkat ke Kalimantan …”(242)
                         


                          Lattar/setting waktu :
     Pagi                          :”… matahari rendah memantulkan uap lengket yang terjebak   ditudungi cendawan gelap gulita …”(1)
                                        “... senin pagi ini …”(10)
                                        “… suatu pagi buta …”(99)
                                        “… esoknya kami sibuk …”(104)
     Sore                           :”… sore yang indah …”(37)
                                        “… sore ini dia sudah berdiri tegak …”(145)
     Siang                          :”… siang itu …”(56)
     Waktu subuh              :”… pada suatu subuh yang dingin …”(59)
     Dini hari                     :”… setiap pukul dua pagi …”(70)
                                        “… suami istri itu bangun pukul tiga pagi…”(90)
     Minggu pagi               :”… setiapminggu pagi …”(79)
     Malam                       ”… suatu malam …”…(103)
                                        “… ini adalah malam yang amat menyedihkan   …”(104)
                                        “… kami hanyut  dalam malam …”(117)
     Malam minggu          :”… malam minggu ini …”(116)
                                        “… sejak malam minggu …”(120)

     Lattar/setting suasana :
     Gugup                        :”… aku gugup …"(2)
                                         “… berakting antara  gugup …”(112)
     Capek                         :”… dahinya yang kukuh basah oleh keringat …”(2)
                                        “… aku terengah-engah …”(122)
     Sedih                          :”… lebih menyedihkan …”(2)
                                        “… airmata Mak Cik meleleh …”(38)
                                        “… betapa menyedihkan kami sebenarnya …”(109)
                                        “… aku sedih menyadari ada sosok …”(134)
                                        “… kesedihannya menguap …”(137)
    Panik                      :”… berlari semburat, pontang-panting lupa diri                                    …”(2)
     Jengkel                       :”… aku jengkel pada Pak Mustar …”…(123)
                                        “… jengkel sekali dengan hukuman ini …”…(129)
     Sakitt hati                   :”… mereka menanggungkan sakit hati …”…(3)
                                        “… aku juga sakit hati pada Pak Mustar …”…(129)
     Curiga                        :”… mereka selalu curiga pada siapapun …”(3)
     Tegang                       :”… aku mundur, tegang …”…(4)
                                        “… menunggu dengan tegang …”(22)
     Hening                       :”… keheningan …”…(4)
     Takut                          :”… menjerit-jerit histeris  …”(12)
                                                 “… gemetar  ketakutan …”…(14)
     Emosi                         :”… ia menekan dengan gusar hardikan    khasnya…”(5)
                                        “… matanya menghujam tajam …”…(112)
                                        ”… aku diam pertanda marah …”(131)                                                      “… aku mencapai puncak emosi …”(133)
     Malu                          :”… sang tauke tersipu …”…(7)
                                        “… aku merasa sangat malu …”(51)
                                        “… benar-benar memalukan …”(120)
     Girang                        :”… aku girang …”…(11)
     Tertawa                      :”… penonton ketawa keras-keras …”(121)
     Khawatir                     :”… khawatir jagoannya di tangkap garong …”(13)
     Cemas                        :”… wajah cemasnya …”…(25)
     Gembira                     :”… aku semakin gembira …”…(25)
     Haru                           :”… mata Mak Cik berkaca-kaca …”(51)
                                        “… ku tangkap keharuan …”…(93)
                                                             ”… wajahnya yang polos dilanda keharuan…”(136)
                                        “… aku benar-benar terharu …”…(138)
     Bangga                      :”… sekaligus kebanggaan yang sangat besar…”(93)
     Frustasi                      :”… kami frustasi …”…(103)
     Terkejut                      :”… karena terkejut yang amat sangat …”(112)
                                        “… dia sangat terjejut …”…(113)
     Kecewa                      :”… Pak Mustar kecewa dengan aktingku …”(122)
                                        “… kecewa yang sakit jatuh dalam hatiku …”(149)
     Benci                          :”… aku benci …”(129)
  Kagum                       :”… senyum kekagumannya …”(129)
     Kaget                          :”… karena kaget pada gertakanku …”(133)
     Menyesal                   :”… tanpak juga gurat penyesalan …”(133)
                                        “… terpurukdalam penyesalan …”(152)
     Senang                       :”… aku senang sekali …”(141)
     Gelisah                       :”… aku gelisah menyaksikan para orang tua …”(151)








                          Lattar/setting nuansa :
     Lattar/setting nuansa di dalam novel ini lebih bernuansa Melayu dan dunia remaja yang diselimuti dengan kenakalan, ambisi, obsesi, dan cita-cita yang tinggi.
ü Tokoh
     Tokoh utama             : Ikal, Arai, jimbron, Pak Mustar
     Tokoh protagonis       : Ikal dan Arai
     Tokoh antagonis         : Pak Mustar
     Tokoh tritagonis        : Jimbron, Pak Balia, Ayah Ikal, Ibu Ikal, pendeta Geovanny
     Tokoh pembantu       : Nyonya Lam Nyet Pho, Parmin, Paijo, Marmo, Tarji, Narsio,   Nurmi,  Mei-Mei, Nyonya Deborah, Ibu Mertua, A Siong, Mak Cik Maryamah, Tagem, A Put, Taikong Hamin, Haji Satar, Haji Hazani, Mahader, Chong  Cin khong, Nurmala, Laksmi, A Kiung, Pak Cik Basman, tukang jagung, Capo, Minar, Bang Zaitun, Kang Emod, Odji Dahrodji, Wan Azizah, Bu Muslimah, A Ling.

ü Perwatakan
     Ikal                           = baik hati, cerdas, pintar, selalu berpikir optimis, pantang  menyerah, pengagum Bang H.Rhoma Irama
     Arai                            = baik hati, cerdas, pintar, penuh dengan ide baru, nakal, gigih, rajin, pantang menyerah, optimis,
     Jimbron                      = baik, polos, gagap, sangat menyukai kuda
     Pak Mustar                = tidak toleran, keras dalam penegakan disiplin, ditakuti galak  pemarah
     Ayah Ikal                    = sabar, pendiam, penuh kasih saying
     Pak Balia                    = baik hati dan bijaksana
     Ibu Ikal                       = baik hati dan penuh kasih saying
     Pendeta Geovanny    = ayah angkat Jimbron, penuh kasih saying, baik hati, tidak memaksakan kehendaknya, disiplin
     Ny.Lam Nyet Pho       = ketua preman pasar ikan, bengis, tega, sok kuasa dan tak mau      kalah
     Parmin, Marmo         = pembantu setia Nyonya Pho
     Paijo, Tarji, Narsio                 = pembantu setia Nyonya Pho
     Nurmi                         = anak
     Mak Cik Maryamah, baik, pintar main biola
     Mak Cik Maryamah  =baik hatidan penuh tanggung jawab
     Pak Cik Maryamah    = tidakbertanggung jawab
     Mei-Mei                    = anak A Siong, lugu, periang
     Nyonya Deborah        = istri A Siong, cerewetIbu Mertua Ny.Deb    = pemurung dan mudah tersinggung
     Tagem                       = kuli Nyonya Deborah, pemalas
     A Put                          = dokter gigi di kampong Belitong, sompral humoris
     Taikong Hanim          = sang eksekutif masjid yang antagonis dan pemarah
     Haji Satar                   = sang legislative masjid, pendidik yang baik
     Haji Hazani                = sang yudikatif masjid, tegas, kejam, pendidik yang baik
     Mahader                    = teman Ikal dan Arai, orangnya selalu sendu namun tegar
     Chong ChinKiongg     = teman Ikal dan Arai, polos
     Nurmala                    = cantik, pintar, genit, gadis yang ditaksir Arai
     Laksmi                       = anak asuh kedua Geovanny, dingin, pendiam, pemurung, gadis yang dicintai oleh Jimbron
     A Kiun                        = gadis hokian penjual tiket
     Pak Cik Basman         = tukang obek karcis
     Tukang jagung                       = pedagang jagung disekitar bioskop, pengadu
     Capo                           = wiraswastawan, pekerja keras, berwibawa, orang terkaya di kampong Belitong, sederhana tak banyak cincong, mampu merealisasikan ide menjadi tindakan nyata
     Minar                         = asisten juru rias pengantin, penggosip
     Bang Zaitun               = pria flamboyan yang kondang dalam dunia persilatan cinta, pinpinan orkes melayu, seniman yang humoris, senang sekali bicara, menyenangkan,banyak isterinya (play boy)
     Kang Emod                = tetangga kos Ikal dan Arai, pemilik fotocopi di IPB, baik hati
     Odji Dahrodji             = mandor pegawai pos, penuh perhatian
     Wan Azizah                = mahasiswi FISIF, cantik, pintar, baik hati, ramah, wanita yang di sukai Ikal
     Bu Muslimah             = guru SD Ikal dan Arai, baik hati, penyayang
     A Ling                         = pemilik toko sinar harapan,baik hati

ü Alur
Alur yang digunakan dalam alur ini adalah alur campuran. Hal itu terlihat   pada saat Ikal menceritakan kembali masa kecilnya bersama Arai menggunakan alur mundur,dan pada saat Ikal dan Arai meneruskan usaha dalam mewujudkan mimpinya menggunakan alur maju. Pada novel ini terdapat saat-saat dimana tokoh utama menceritakan kembali cerita-cerita masa kecilnya secara acak dan tidak berturut-turut.
ü Sudut pandang
Novel inimenggunakan sudut pandang orang pertama (akuan) dimana si penulis memposisikan dirinya sebagai tokoh utama, yaitu Ikal

ü Amanat
Amanat yang terdapat dalam novel ini kita jangan takut untuk mempunyai mimpi dan kita jangan takut pula mewujudkan mimpi tersebut karena di dunia ini tidak ada yang mustahil jika kita selalu berusaha dan bersungguh-sungguh untuk mewujudkannya dan dengan disertai keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa kita pasti dapat mewujudkannya. Pada dasarnya jiwa seorang manusia tidak lepas dari ambisi, obsesi dan harapan-harapan yang begitu besar yang terdapat dalam dirinya. Hal tersebut di gambarkan oleh si penulis dengan tujuan agar kita sebagai manusia harus yakin dengan mukzijat Tuhan Yang Maha Esa bahwa tidak ada yang mustahil, mimpi yang begitu besar dapat terwujud walaupun kita serba keterbatasan, tapi dengan keyakinan dan kesungguhan yang di sertai keikhlasan hati dan mengharap pada Ridho-Nya semua itu dapat tercapai dengan mudah.

                 2. Ekstrinsik
·        Agama
Nilai agama dalam novel inidapatdilihat secara jelas pada bagian-bagian dimana ketiga tokoh belajar dalam sebuah pondok pesantren. Banyak terdapatnya aturan-aturan Agama Islam dan petuah-petuah dari seorang Taikong (kyai) yang begitu mereka patuhi.
·        Budaya
Nilai budaya yang terdapat dalam novel ini adalah budaya melayu asli Indonesia yang masih utuh. Hal tersebut dapat dilihat dari Bahasa yang digunakan si tokoh dalam cerita.
·        Bahasa
Novel ini menggunakan bahasa Indonesia yang baku. Selain itu, di dalamnya juga terdapat Bahasa-bahasa Melayu yang masih utuh, Bahasa asing misalkan: “ When I give my heart, it will be completely”…(200), dan Bahasa-bahasa ilmiah misalkan: “getah testosterone”…(101).
·        Moral
Nilai moral yang terdapat dalamnovel ini sangat patut untuk di jadikan contoh (khususnya oleh para pelajar dan generasi penerus bangsa).
Perwatakan si tokoh utama dalam cerita menggambarkan rasa humanis yang terang dalam diri seorang remaja tanggung dalam menyikapi kerasnya hidup dalam keprihatinan. Didalam novel ini tokoh utama digambarkan dalam sosok remaja yang mempunyai perangai yang baik dan rasa setia kawan yang tinggi.
·        Adat Istiadat
Adat kebiasaan pada masyarakat tradisional yang masih mengharuskan seorang anak memberikan salam dan mencium tangan orang tua sebagai ungkapan rasa hormat kepada orang tuanya.
·        Ekonomi
Mata pencaharian warga sebagai kuli tambang timah yang tergambar sangat keras dan kasar menambah khazanah budaya yang masih Indonesia. Keprihatinan hidup sehingga anak-anak terus membantu ekonomi keluarga juga sangat jelas tergambar dalm novel ini.
·        Pendidikan
Novel ini mengandung unsur pendidikan yang sangat tinggi. Hal tersebut dideskripsikan dengan karakter tokoh utama yang cerdas sehingga merekan dapat mewujudkan mimpinya lewat beasiswa yang mereka dapatkan. Hal tersebut membuktikan bahwa kecerdsan dan kepintaran juga merupakan modal untuk menuju kesuksesan dan mewujudkan apa yang di impi-impikan.
·        Sosial
Didalam novel ini terkandung nilai social yang sangat tinggi. Hal tersebut digambarkan dengan rasa setia kawan yang begitu tinggi Antara tokoh Arai, Ikal dan Jimbron. Masing-masing saling memberi dukungan dan membantu satu sama lain dalam mewujudkan mimpi mereka sekalipun hampir mencapai kemustahilan. Dengan didasari rasa kegotong royongan yang sangat tinggi sebagai sesame orang Belitong, dalam keadaan yang sangat prihatin pun masih dapat saling membantu satu sama lain.

G.    Penilaian
1.  Keunggulan
Novel ini merupakan salah satu novel best teller karya Andrea Hirata. Didalam novel ini tertuang kekayaan Bahasa hingga kekuatan alur yang mengajak pembaca kedalam cerita hingga dapat merasakan tiap latar yang terdeskripsikan secara sempurna. Hal ini tidak terlepas dari kecerdasan penulis memainkan imajinasi berfikir yang dituangkan Bahasa-bahasa yang intelektual yang berkelas. Penulis juga menjelskan tiap detail latar yang membackgroun dalam adegan demi adegan, sehingga pembaca selalu menantikan dan menerka-nerka setiap hal yang akan terjadi. Selain itu, kepandaian Andrea dalam mengeksploritasi karakter-karakter sehingga kesuksesan pembawaan yang melekat dalm karakter tersebut begitu kuat. Novel ini juga sangat cocok dibacaoleh setiap kalangan, apalagi kalangan anak-anak yang membutuhkan inspirasi positif untuk mewujudkan mimpi, angan dan cita-citanya.

2.  Kelemahan
Pada dasarnya novel ini hampir tiada kelemahan. Hal itu disebabkan karena penulis menyuguhkan sebuah novel dengan alur cerita dan gaya Bahasa yang dikemas begitu apik dari awal hingga akhir.

3.  Manfaat Novel
Setelah di resensi, ternyata novel ini memiliki beberapa manfaat yang baik untuk audiens, diantaranya :
§  Dengan membaca novel ini, kita yang memiliki cita-cita yang tinggi akan terasa termotivasi untuk menggapai cita-cita tersebut.
§  Bagijiwa-jiwa yang mempunyai mimpi yang hampir mustahil untuk diwujudkan, akan terinspirasi untuk lebih berusaha mewujudkan mimpinya itu.
§  Kita dapat mengetahui kehidupan kalangan remaja terutama remaja SMA yang kejiwaannya terhitung dalam masa emosi yang labil.
§  Memberi kita pencerahan bahwa hidup dalam keterbatasan tidak akan menjadi penghalang untuk memiliki mimpi, cita-cita dan harapan yang tinggi.
§  Memberikan kita pelajaran bahwa kemiskinan bukan menjadi tolak ukur untuk menjadi sukses, tetapi tekad yang kuat disertai usaha yang penuh dengan keyakinan tersebutlah yang dapat mengantarkan kita pada kesuksesan.
§  Memberikan kita pencerahan bahwa tidak ada keinginan kita yang mustahil jika Allah SWT telah memberikan kehendak-Nya. Namun, semua itu juga harus disertai dengan ikhtiar dan bertawakal hanya kepada-Nya.





PENUTUP
A.    Kesimpulan
Novel ini sangat bagus untuk dibaca, apalagi oleh anak-anak muda dan generasi penerus bangsa.

B.    Saran
Saya sarankan supaya membaca novel ini dan ikut merasakan sensasi serta kekaguman yang tertuang dalam setiap subbab di novel ini.



DAFTAR PUSTAKA
Hirata,Andrea. 2008. Sang Pemimpi.Yogyakarta : PT Bintang Pustaka











Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tata tertib meninggalkan jejak sobat di Blog ini :
1. Gunakan kata yang bijak dan sopan.
2. Berkomentar sesuai artikel/postingan.
3. Dilarang keras memasukkan segala bentuk link dalam komentar, karena itu dianggap SPAM.