KATA PENGANTAR
Puji syukur
marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta
hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
yang memuat tentang “Qada dan Qadar”.
Salawat
serta salam marilah kita limpahkan kepada Nabi besar kita yaitu Nabi Muhammad
SAW, serta kepada keluarganya, kepada sahabat-sahabatnya, juga kepada para
tabi’it dan tabi’atnya, dan kepada kita semuanya selaku umatnya yang patuh
terhadap semua ajaran-ajarannya. Amin.
Dengan
kehadiran makalah ini mudah-mudahan dapat membantu para pembaca sekalian dalam
proses mempelajari hal-hal yang terkandung dalam makalah ini. Makalah ini
memuat tentang pengertian Qada dan Qadar, Ikhtiar dan Tawakal, serta Iman kepada Qada dan
Qadar.
Akhirnya
kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
pembuatan makalah serta kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
pembuatan makalah yang akan datang.
Talaga,
Januari 2014
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Puji syukur marilah
kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat serta hidayah-Nya,
makalah yang memuat Qada dan Qadar telah selesai kami susun.
Makalah ini
membahas tentang pengertian dari Qada dan Qadar, Takdir Mubram dan Takdir
Muallaq, serta Iman kepada Qada dan Qadar. Makalah ini kami sajikan dalam
bentuk pembahasan atas permasalahan yang berhubungan dengan Qada dan Qadar.
Qada dan Qadar merupakan ketentuan atau ketetapan dari Allah SWT sehingga kita
tidak dapat mengubah ketentuan tersebut.
Tujuan
pembuatan makalah ini semata-mata hanya untuk memenuhi tugas kami pada mata
pelajaran pendidikan Agama Islam, serta untuk memperluas pengetahuan kita
tentang Qada dan Qadar. Dimana kita dapat memahami apa yang disebut Qada dan
Qadar serta fungsinya. Dan berusaha mengimani dengan cara melaksanakan ibadah,
seperti shalat lima waktu, puasa ramadhan, shalat sunah dan lain sebagainya.
Dalam segala bentuk hasil pekerjaan manusia, pasti tak luput dari kata tidak
sempurna. Maka dari itu, kami minta maaf jika ada salah kata dan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.
BAB I
IMAN KEPADA QADA DAN QADAR
A. Pengertian Qada dan Qadar
Menurut
bahasa Qadha memiliki beberapa pengertian yaitu:
hukum,ketetapan,pemerintah, kehendak, pemberitahuan, penciptaan. Menurut
istilah Islam,yang dimaksud dengan qadha adalah ketetapan Allah sejak zaman
Azali sesuai denganiradah-Nya tentang segala sesuatu yang berkenan dengan
makhluk. Sedangkan arti Qadar menurut bahasa adalah: kepastian,
peraturan, ukuran. Adapun menurut Islamqadar adalah perwujudan atau kenyataan
ketetapan Allah terhadap semua makhluk dalam kadar dan berbentuk tertentu
sesuai dengan iradah-Nya. Firman Allah yang artinya:
الَّذِي لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَلَمْ
يَتَّخِذْ وَلَدًا وَلَمْ يَكُنْ لَهُ شَرِيكٌ فِي الْمُلْكِ وَخَلَقَ كُلَّ شَيْءٍ
فَقَدَّرَهُ تَقْدِيرًا
“Yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan
Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagiNya dalam
kekuasaan(Nya), dandia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan
ukuran-ukurannya dengan
serapi-rapinya.” (QS .Al-Furqan ayat 2).
Untuk
memperjelas pengertian qadha dan qadar, berikut ini dikemukakancontoh. Saat ini
Abdurofi melanjutkan pelajarannya di SMK. Sebelum Abdurofi lahir, bahkan
sejak zaman azali Allah telah menetapkan, bahwa seorang anak bernamaAbdurofi
akan melanjutkan pelajarannya di SMK. Ketetapan Allah di Zaman Azalidisebut
Qadha. Kenyataan bahwa saat terjadinya disebut qadar atau takdir. Dengan katalain bahwa qadar adalah perwujudan dari qadha
B. Hubungan Qada dan Qadar
Pada
uraian tentang pengertian qadha dan qadar dijelaskan bahwa antara qadha dan
qadar selalu berhubungan erat . Qadha adalah ketentuan, hukum atau rencana
Allahsejak zaman azali. Qadar adalah kenyataan dari ketentuan atau hukum Allah.
Jadihubungan antara qadha qadar ibarat rencana dan
perbuatan.Perbuatan Allah berupa qadar-Nya selalu sesuai dengan ketentuan-Nya.
Allah berfirman yang artinya:
Dan
tidak sesuatupun melainkan disisi kami-lah khazanahnya; dan Kamitidak
menurunkannya melainkan dengan ukuran yang tertentu.´(QS
Al-Hijr 21)
Orang
kadang-kadang menggunakan istilah qadha dan qadar dengan satu istilah,yaitu
Qadar atau takdir.
Dalam
Al-Quran kata Qada berarti :
|
No.
|
Arti
|
Qur’an Surah
|
|
1
|
Hukum atau Keputusan
|
An-Nisa ayat 65
|
|
2
|
Perintah
|
Al-Isra ayat 23
|
|
3
|
Kehendak
|
Ali Imran ayat 47
|
|
4
|
Mewujudkan atau Menjadikan
|
Fusillat ayat 12
|
Dalam
Al-Quran kata Qadar berarti :
|
No.
|
Arti
|
Qur’an Surah
|
|
1
|
Kekuasaan atau Kemampuan
|
Al-Baqoroh ayat 236
|
|
2
|
Ketentuan atau Kepastian
|
Al Mursalat ayat 23
|
|
3
|
Ukuran
|
Ar Ra’d ayat 17
|
|
4
|
Mengatur serta menentukan suatu
menurut batas-batasnya
|
Fussilat ayat 10
|
C. Fungsi Iman Kepada Qada dan Qadar
Allah SWT
mewajibkan umat manusia untuk beriman kepada Qada dan Qadar (takdir), yang
tentu mengandung banyak fungsi (hikmah atau manfaat), yaitu :
1. Memperkuat
keyakinan bahwa Allah SWT adalah Tuhan Yang Maha Esa pencipta alam semesta,
maha kuasa, maha adil dan maha bijaksana. Keyakinan tersebut dapat mendorong
umat manusia (umat islam) untuk melakukan usaha-usaha yang bijaksana, agar
menjadi umat (bangsa) yang merdeka dan berdaulat. Kemudian kemerdekaan dan
kedaulatan yang di perolehnya itu akan di manfaatkannya secara adil, demi
terwujudnya kemakmuran kesejahteraan bersama di dunia dan di akherat.
2. Menumbuhkan
kesadaran bahwa alam semesta dan segala isinya berjalan sesuai dengan
ketentuan-ketentuan Allah SWT (sunnatullah) atau hukum alam.
Kesadaran yang demikian dapat mendorong umat manusia (umat islam) untuk menjadi
ilmuan-ilmuan yang canggih di bidangnya masing-masing, kemudian mengadakan
usaha-usaha penelitian terhadap setiap mahluk Allah seperti manusia, hewan,
tumbuhan, air, udara, barang tambang, dan gas. Sedangkan hasil-hasil
penelitiannya di manfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan manusia kearah
yang lebih tinggi. (Q.S Al-mujadalah, 58 : 11)
3. Meningkatkan
ketakwaan kepada Allah SWT. Iman kepada takdir dapat menumbuhkan kesadaran
bahwa segala yang ada dan terjadi di alam semesta ini seperti daratan, lautan,
angkasa raya, tanah yang subur, tanah yang tandus, dan berbagai bencana alam
seperti gempa bumi, gunung meletus, serta banjir semata-mata karena kehendak,
kekuasaan dan keadilan Allah SWT. Selain itu, ke maha kuasaan dan keadilan
Allah SWT akan di tampakkan kepada umat manusia, tatkala umat manusia sudah
meninggal dunia dan hidup di alam kubur dan alam akhirat. Manusia yang ketika
di dunianya bertakwa, tentu akan memperoleh nikmat kubur dan akan di masukan
kesurga, sedangkan manusia yang ketika di dunianya durhaka kepada Allah dan
banyak berbuat dosa, tentu akan memperoleh siksa kubur dan di campakan kedalam
neraka jahanam. (Q.S Ali Imran, 3 : 131-133).
4. Menumbuhkan
sikap perilaku dan terpuji, serta menghilangkan sikap serta perilaku tercela.
Orang yang betul-betul beriman kepada takdir (umat islam yang bertakwa) tentu
akan memiliki sikap dan prilaku terpuji seperti sabar, tawakal, qanaah, dan
optimis dalm hidup. Juga akan mampu memelihara diri dari sikap dan prilaku
tercela, seperti: sombong, iri hati, dengki, buruk sangka, dan pesimis dalam hidup.
Mengapa demikian? Coba kamu renungkan jawabannya! (Q.S. Al-Hadid, 57 : 21-24)
5. Mendorong
umat manusia (umat islam) untuk berusaha agar kualitas hidupnya meningkat,
sehingga hari ini lebih baik dari hari kemarin dan hari esok lebih baik dari
hari ini. Umat manusia (umat islam) jika betul-betul beriman kepada takdir,
tentu dalam hidupnya di dunia yang sebenar ini tidak akan berpangku tangan.
Mereka akan berusaha dan bekerja dengan sungguh-sungguh di bidangnya
masing-masing, sesuai dengan kemampuannya yang telah di usahakan secara
maksimal, sehingga menjadi manusia yang paling bermanfaat. Rasulullah SAW
bersabda yang artinya:
“Sebaik-baiknya manusia ialah yang
lebih bermanfaat kepada manusia”.
(H.R. At-Tabrani).
D. Permasalahan
Dilihat
dari pengertian Qada dan Qadar yang telah diterangkan diatas, dapat disimpulkan
adanya masalah, yaitu : Adakah penjelasan lain tentang Qada dan Qadar menurut
para ulama?
E. Pembahasan
Menurut
ilmu pengetahuan yang terus berkembang, kita dapat dengan mudah menemukan
jawaban dari adanya masalah. Dan dalam permasalahan ini, kami mengaitkan
jawaban dari permasalahan menurut data yang telah kami cari dari berbagai
penjelasan tentang Qada dan Qadar dalam internet. Dan kami menemukan
jawabannya.
Ternyata
banyak sekali penjelasan mengenai Qada dan Qadar yang dikemukakan oleh para
ulama. Diantaranya, kami menemukan pendapat dari Ulama
Asy’ariah.
Ulama
Asy’ariah, yang di pelopori oleh Abu Hasan Al Asy’Ari yang telah wafat di
Basrah, tahun 330 H. Berpendapat bahwa :
Qada adalah
kehendak Allah SWT mengenai segala hal dan keadaan, kebaikan dan keburukan,
yang sesuai dengan apa yang akan di ciptakan dan tidak akan berubah-ubah sampai
terwujudnya kehendak tersebut.
Qadar adalah
perwujudan kehendak Allah SWT terhadap semua mahkluknya dalam bentu-bentuk dan
batasan-batasan tertentu, baik mengenai zat-zatnya ataupun sipat-sipatnya.
Menurut
ulama Asy’ariah ini, jelaslah bahwa hubungan Qada dengan Qadar merupakan satu
kesatuan, karena Qada merupakan kehendak Allah SWT, sedangkan Qadar merupakan
perwujudan dari kehendak itu. Qada bersifat Qadim (lebih dulu
ada), sedangkan Qadar bersifat Hadis (baru). Selain itu, ada pula
ulama yang berpendapat bahwa hubungan antara Qada dan Qadar merupakan dwi
tunggal, karena dapat di katakan bahwa pengertian Qada sama dengan
pengertian dari Qadar.
Rasulullah
SAW ketika di tanya oleh malaikat Jibril tentang dasar-dasar iman, beliau hanya
menyebutkan (Iman kepada “Qadar”, tanpa menyebutkan iman kepada “Qada dan
Qadar”. Rasulullah SAW bersabda :
االإ يمان أ
ن تو من با لله وملا ئكته وكتبه ورسله واليوم الا خر وتومن با لقد ر خيره وسره
(رواه مسلم)
Artinya : “Iman itu ialah
engkau percaya kepada Allah, para malaikatnya, kitab-kitabnya, para Rasulnya,
hari akhirat, dan engkau percaya kepada qadar yang baiknya ataupun yang
buruk”. (H.R. Muslim)
Iman kepada
Qada dan Qadar dalam ungkapan sehari-hari lebih popular dengan sebutan Iman
kepada Takdir. Iman kepada takdir berarti percaya bahwa segala apapun yang
terjadi di alam semesta ini, seperti adanya siang dan malam, adanya tanah yang
subur dan yang tandus, hidup dan mati, rezeki dan jodoh seseorang merupakan
kehendak dan ketentuan Allah SWT.
Takdir itu sendiri dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu :
1. Takdir
Mubram adalah ketentuan Allah SWT, yang sudah pasti berlaku atas manusia tanpa
dapat dielakan lagi meskipun dengan ikhtiar (usaha). Seperti usia, kelahiran,
dan kematian.
2. Takdir
Muallaq adalah ketentuan Allah SWT, yang mungkin dapat diubah oleh manusia
dengan ikhtiarnya apabila Allah SWT mengizinkan. Allah hanya menunda keputusan
dan menggantikannya seusai dengan usaha manusia itu sendiri.
Hukum
beriman kepada takdir adalah Fardu’ain. Seseorang yang mengaku
islam, tetapi tidak beriman pada takdir dapat di anggap murtad.
Ayat-ayat
Al-Quran yang menjelaskan tentang iman kepada takdir cukup banyak, antara lain
:
...
إذا قضي أمرا فإ نما يقول له كن فيكون.
Artinya : “Apabila Allah hendak
menetapkan sesuatu, maka Allah hanya cukup berkata kepadanya : “jadilah”, lalu
jadilah dia”. (Q.S. Ali Imran, 3 : 47)
... وقدرفيها
أقواتها ...
Artinya : “dan dia menentukan
padanya kadar makanan-makanan (penghuni) nya”. (Q.S. Fussilat, 41 :
10)
...
وكان أمر الله قدرا مقدورا.
Artinya :
“Dan ketetapan Allah itu suatu
ketetapan yang pasti berlaku” (Q.S. Al Ahzab, 33 : 38)
Apakah
manusia itu musayyar (di paksakan oleh kekuatan Allah)
atau mukhayyar (di beri kebebasan untuk menentukan
pilihannya sendiri)? Tidak benar kalau di iasana manusia itu mutlak musayyar,
tetapi juga keliru jika di katakan manusia itu mutlak mukhayyar.
Hal –hal
yang musayyar misalnya, setiap manusia yang
hidup di bumi tubuhnya tidak bisa terbebas dari gaya tarik bumi, beberapa organ
tubuh manusia seperti paru-paru, jantung, alat pernapasan, dan peredaran darah
bekerja secara otomatis diluar kesadaran atau perasaan, bahkan ketika manusia
tidur sekalipun.
Adapun hal
yang mukhayyar misalnya, manusia mempunyai kebebasan
untuk memilih dan berbuat sesuai dengan kodratnya sebagai mahluk. Allah SWT
melalui Rasulnya telah memberikan petunjuk tentang jalan yang lurus, yang harus
di tempuh manusia, kalau ia ingin masuk surga, dan jalan yang sesat yang harus
di jauhi manusia jika ia tidak ingin masuk neraka. Allah SWT berfirman :
وهد ينه
النجد ين
Artinya : “Dan kami telah
menunjukan kepada dua jalan (jalan kebajikan dan jalan kejahatan)”. (Q.S.
Al-Balad, 90 : 10)
Bahwa
manusia mempunyai kebebasan untuk menentukan pilihan dalam berbuat. Hal itu
tersirat dalam peristiwa berikut yang terjadi pada masa Rasulullah SAW dan
Khalifah Umar bin Khatab RA.
BAB III
Kesimpulan
Dilihat dari jalannya pembahasan,
kita dapat mengambil kesimpulan, yaitu :
Allah SWT
dalam menciptakan makhluk-Nya selalu dengan ukuran, bentuk, sifat, dan hukum
tertentu. Dan itulah yang disebut Sunnatullah. Sunnatullah mencakup tentang
Qada dan Qadar yang memiliki hubungan yang saling melengkapi. Karena, Qada
lebih menggambarkan aspek perencanaan dan penentuan atas penciptaan terhadap
segala sesuatu. Sedangkan Qadar ialah batasan atau ukuran serta hukum-hukum
yang harus ada pada setiap ciptaan yang telah direncanakan itu. Akan tetapi
manusia tidak boleh menggantungkan diri sepenuhnya kepada takdir semata-mata,
melainkan harus berusaha untuk menentukan nasibnya sendiri.
DAFTAR
PUSTAKA
