1.
Pengertian Seni Rupa Modern
Seni rupa
modern adalah seni rupa yang tidak terbatas pada kebudayaan suatu adat atau
daerah, namun tetap berdasarkan sebuah filosofi dan aliran-aliran seni rupa.
Seni rupa modern adalah suatu karya seni rupa yang merupakan hasil kreativitas
untuk menciptakan karya yang baru atau dengan kata lain karya seni rupa
pembaruan.
Seni
modern lahir dari dorongan untuk menjaga standar nilai estetik yang kini sedang
terancam oleh metode permasalahan Seni modern dengan melahirkan Conceptual
Art atau Seni Konseptual merupakan gerakan dalam menempatkan ide, gagasan
atau konsep sebagai masalah yang utama dalam seni. Sedangkan bentuk, material
dan objek seninya hanyalah merupakan akibat/efek samping dari konsep seniman.
2.
Ciri-ciri dan Unsur Modernisme (Desain dan Seni Rupa)
1)
Ciri-ciri seni modern (Desain dan Seni Rupa)
- Konsep penciptaannya tetap berbasis pada sebuah
filosofi, tetapi jangkauan penjabaran visualisasinya tidak terbatas.
- Tidak terikat pada pakem-pakem tertentu.
- Minimalis
- Rasionalitas/Rationality
- Dominan bentuk-bentuk geometris
- Tidak ada unsur ornament
- Universal
- Fungsionalitas diprioritaskan
- Orisinalitas/kemurnian/purity
- Penguatan dalam konsep
- Kreativitas
- Memutus hubungan dengan sejarah
2)
Unsur-unsur Modernisme
- Eksperimen
- Pembaruan (Inovation)
- Kebaruan (Novelty)
- Orisinalitas
3. Fungsi dan Tujuan Seni
Modern
- 1) Memberi warna baru
terhadap kebutuhan manusia baik secara fisik maupun psikis
- Fisik :
Munculnya
bentuk-bentuk desain arsitektur yang baru dan desain-desain lainnya
seperti alat-alat transportasi, fashion dll
- Psikis :
Mengurangi
kejenuhan penikmat karya seni, karena muncul berbagai aliran baru seperti
pada seni lukis dan cabang seni lainnya.
2)
Meningkatkan popularitas para seniman, karena seni modern selalu
menyertakan nama senimannya pada setiap karya yang diciptakan.
3)
Memberikan kemudahan masyarakat, karena banyak penemuan-penemuan baru
dari hasil eksperimen para seniman modern.
4. Sejarah Seni
Rupa Modern
Pada perkembangan seni lukis
modern dengan pengekspresian karya seni lukis secara estetis inilah karya seni menjadi
sangat produktif dan kreatif, sedangkan tokoh-tokohnya sangat banyak baik di
Indonesia maupun dimanapun tempat di dunia ini. Abad ke 19 merupakan periode
pertama yang penuh arti dalam sejarah seni lukis modern. Pada masa itu
bermunculan berbagai macam corak dan gaya seni lukis yang secara tidak langsung
membedakan dengan sebelumnya. Yang menjadi pusatnya mula-mula adalah Perancis
dengan kota Parisnya. Kemudian Amerika Serikat dengan New York-nya juga
memegang peranan penting.Bila dipakai periodisasi sejarah seni rupa modern
barat menurut Canaday, mulai dari David dengan aliran neoklasikisme,
romantisisme kelompok Barbinson, realisme, impresionisme. Kemudian disusul
dengan munculnya aneka ragam gaya lukisan abad ke 20 seperti fauvisme, Die
Bruke, Der Balu Reiter, kubisme, suprematisme, obyektivitas baru, optical art,
neo-dadaisme, dan sebagainya.
Kemudian di Inggris dan Amerika
Serikat lahir pop-Art, yakni untuk menyebut kecendrungan internasional
diantara pelukis dan pematung yang mengembalikan ide-ide mereka ke dunia obyek
yang bisa diraba, sebagai reaksi terhadap semua jenis yang abstrak.Kadang juga
pop-art disebut realisme baru.Aliran ini menggambarkan kecendrungan menggunakan
benda-benda seperti boneka, mesin-mesin, botol dan kaleng minuman serta barang
rongsokan.
Ditinjau dari penggunaan material
atau media pengungkapan nilai-nilai ide ekspresi estetis, sesuai denga tuntutan
zamannya.Seniman-seniman kreatif telah memanfaatkan dan mengeksploitasi bahan
dan teknik-teknik baru hasil kemajuan ilmu dan teknologi abad ke 20. Seni lukis
modern merupakan ekspresi estetis dari segala macam ide yang bisa diwujudkan
oleh pelukis dalam bentuk-bentuk yang kongkrit dimana kebebasan serta sikap
bathin pelukis sangat menentukan proses pembuatan lukisan.
Sesudah pop-art, berkembang pula
aliran baru yang dikenal dengan nama environtment-art dan happening-art,
sebagai penemuan dan pembaharuan akibat perkembangan teknologi yang mau tidak
mau membawa pengaruh besar di bidang seni rupa.
- Di Indonesia
Pada waktu
Eropa dilanda pergolakan melawan tradisi, Indonesia masih dalam suasana
perjuangan melawan penjajah, sehingga sulit mencari tanda kelahiran seni lukis
modern, ada yang menganggap bahwa seni lukis modern Indonesia dimulai dari
Raden Saleh, karena ia merupakan pelukis yang mendapat pendidikan di barat dan
dipengaruhi pelukis romantik Perancis Delacroix. Jadi sesudah zamannya David
yang merupakan permulaan seni lukis modern.
Lukisan
bertema keindahan Indonesia (Mooi Indie) berlangsung sekitar 1920-1938 bisa
dianggap sebagai seni lukis modern dalam sejarah senirupa Indonesia.
Lukisan-lukisan bertema pemandangan dengan teknik dan perspektif yang berkesan
tiga dimensi tidak dikenal dalam senilukis yang ada sebelumnya.
Periode
berikutnya, lukisan karya pelukis yang terhimpun dalam Persatuan Ahli Gambar
Indonesia atau disingkat Persagi (1932-1947). Lukisan mereka dianggap sebagai
senilukis modern. Tokoh yag sangat dikenal dalam perhimpunan ini adalah pelukis
Sudjojono, yang dijuluki sebagai bapak senilukis modern Indonesia. Karya mereka
merupakan ekspresi pribadi, mengungkapkan kreativitas dan kebaruan.
Pelukis
zaman Jepang (1942-1945) pelukis zaman Jepang juga dianggap sebagai karya seni
lukis modern. Karya para pelukis zaman ini banyak digunakan untuk propaganda
perang, namun corak dan temanya merupakan ekspresi pribadi yang memuat nilai
kebaruan dan kreativitas pelukisnya.
Pelukis
era Sanggar (1945-1950) yang banyak muncul setelah Indonesia merdeka juga
mengekspresikan ide-ide pribadi pelukisnya. Mereka adalah pelukis otodidak yang
belajar di sanggar-sanggar, pada zaman itu belum didirikan sekolah tinggi seni.
Lukisan-lukisan mereka memuat kebaruan dan kreativitas sehingga bisa
dikategorikan sebagai lukisan modern.
Pelukis
Akademis (1950) adalah pelukis yang telah belajar di perguruan tinggi seni.
Setelah tahun 1950an berdiri Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI) di Yogyakarta
dan Departemen Seni Rupa di ITB Bandung. Para pelukis lulusan sekolah seni
mengekspresikan gagasan-gagasan individu pelukisnya. Mereka mengekspresikan
kebaruan dan kreativitas. Kecenderungan waktu itu, para pelukis Yogyakarta
cenderung menciptakan lukisan realis. Adapun pelukis Bandung cenderung melukis
abstrak atau bertema keagamaan (kaligrafi).
Daya
dorong kearah perkembangan ekspresi estetis yang kreatif dan orisinal dimulai
sejak tahun 1922.Para perintisnya adalah Sudjojono, Basuki Reksobowo, Rusli,
Abas Alibasyah. Corak lukisannya bermacam-macam sesuai dengan dinamika
kreatifitasnya. Dimasa kini, bila seorang pelukis melihat suatu obyek, maka
lukisan yang dihasilkan tidak mesti obyek yang menimbulkan ide.Ia bebas
mengolah menurut kreatifitasnya, menurut ekspresi estetisnya.
Pada masa
kini seni lukis modern Indonesia bercorak abstrak. Namun perlu dijelaskan bahwa
untuk disebut modern sebuah lukisan tidak harus abstrak. Berbagai gejala yang
timbul di Indonesia sebetulnya bagaikan refleksi yang telah terjadi di barat,
walaupun dari segi isi atau temanya berbeda. Perkembangan seni lukis Indonesia
ditandai dengan beberapa periodisasi, dimana sebetulnya pada masa pertentangan
ideologi sudah banyak pelukis yang melukis dengan objek-objek lukisan abstrak.
Seni lukis modern di Indonesia
kini berkembang pesat. Sejumlah lukisan berhasil memenangkan kompetensi
senilukis tingkat internasional. Patron seni lukis modern adalah para kolektor
lukisan, pedagang lukisan atau pecinta lukisan dari masyarkakat biasa.Kini seni
lukis modern memberi kemungkinan yang tak terbatas, demikian pula material
hasil industri teknologi yang banyak mempengaruhi ekspresi estetis seniman
dalam perkembangan seni lukis modern.
5. Aliran-aliran Seni
Rupa
1) Aliran Neo-Klasik
Pecahnya revolusi Perancis pada
tahun 1789, merupakan titik akhir dari kekuasaan feodalisme di Perancis yang
pengaruhnya terasa juga ke bagian-bagian dunia lainnya. Revolusi ini tidak
hanya menimbulkan perubahan tata politik dan tata social, tetapi juga
menyangkut kehidupan seni. Para seniman menjadi bebas dalam memperturutkan
panggilan hati masing-masing, dimana mereka berkarya bukan karena adanya
pesanan, melainkan semata-mata ingin melukis saja.
Maka
dengan demikian mulailah riwayat seni lukis modern dalam sejarah yang ditandai
dengan individualisasi dan isolasi diri. Jacques Louis David adalah pelukis
pertama dalam babakan modern. Pada tahun 1784, David melukiskan “SUMPAH
HORATII”. Lukisan ini menggambarkan Horatius , bapak yang berdiri di tengah
ruangan sedang mengangkat sumpah tiga anak laki-lakinya yang bergerombol di
kiri, sementara anak perempuannya menangis di sebelah kanan.
Lukisan
ini tidak digunakan untuk kenikmatan, melainkan untuk mendidik, menanamkan
kesadaran anggota masyarakat atas tanggung jawabnya terhadap Negara. J.L. David
merupakan pelopor aliran Neo-Klasik, dimana lukisan Neo-Klasik bersifat
Rasional, objektif, penuh dengan disiplin dan beraturan serta bersifat klasik.
- Ciri-ciri Lukisan Neo-Klasik :
a.Lukisan terikat pada norma-norma
intelektual akademis.
b.Bentuk selalu seimbang dan
harmonis.
c.Batasan-batasan warna bersifat
bersih dan statis.
d.Raut muka tenang dan berkesan
agung.
e.Berisi cerita lingkungan istana.
f.Cenderung dilebih-lebihkan.
Tokoh penerus J.L. David dalam
Neo-Klasik adalah JEAN AUGUAST DOMINIQUE INGRES (1780-1867)
2) Aliran Romantik
Aliran Romantik merupakan
pemberontakan terhadap aliran Neo-Klasik, dimana Jean Jacques Rousseau mengajak
kembali pada alam, sebagai manusia yang tidak hanya memiliki pikiran tetapi
juga memiliki perasaan dan emosi.
- Lukisan-lukisan romantik cenderung menampilkan :
a. Hal yang berurusan dengan perasaan
seseorang (sangat ditentang dalam aliran Neo- Klasik)
b. Eksotik, kerinduan pada masa lalu
c. Digunakan untuk perasaan dari
penontonnya
d. Kecantikan dan ketampanan selalu
dilukiskan
- Ciri-ciri aliran Romantis :
a.Lukisan mengandung cerita yang dahsyat dan emosional.
b.Penuh
gerak dan dinamis.
c.Warna
bersifat kontras dan meriah.
d.Pengaturan komposisi dinamis.
e.Mengandung
kegetiran dan menyentuh perasaan.
f.Kedahsyatan melebihi kenyataan.
Tokoh-tokohnya antara lain :Eugene
Delacroix, Theodore Gericault, Jean Baptiste, Jean Francois
Millet
Tokoh yang betul-betul pemberontak
dan pertama kali menancapkan panji-panji romantisme adalah Teodore Gericault
(1791-1824) dengan karyanya yang berjudul “RAKIT MENDUSA”. Romantisme berasal
dari bahasa Perancis “Roman” (cerita), sehingga aliran ini selalu melukiskan sebuah
cerita tentang perbuatan besar atau tragedy yang dahsyat.
3. Aliran Realisme
Realisme merupakan aliran yang
memandang dunia tanpa ilusi, mereka menggunakan penghayatan untuk menemukan
dunia. Salah seorang tokoh Realisme yang bernama “Courbet” dari Perancis
mengatakan :
“TUNJUKANLAH
KEPADAKU MALAIKAT, MAKA AKU AKAN MELUKISNYA, artinya ia tidak akan melukis
sesuatu yang tidak ditunjukkan kepadanya (sesuatu yang tidak real/nyata).
Aliran Realisme selalu melukiskan apa saja yang dijumpainya tanpa pandang bulu
dan tanpa ada idealisasi, distorsi atau pengolahan-pengolahan lainnya. Gustave
Courbet (1819-1877) memandang bahwa lukisan itu pada dasarnya seni yang
kongkrit. Lukisan-lukisan Courbet selalu menampilkan kenyataan hidup yang pahit
seperti “Lukisan Pemecah Batu” dll.
Tokoh : Jean Francois, Millet dan
Honore Daumier.
4. Aliran Naturalisme
Aliran Naturalisme adalah aliran
yang mencintai dan memuja alam dengan segenap isinya. Penganut aliran ini
berusaha untuk melukiskan keadaan alam, khususnya dari aspek yang menarik,
sehingga lukisan Naturalisme selalu bertemakan keindahan alam dan isinya. Monet
merupakan salah satu tokoh pelukis Naturalisme, tetapi terkadang lukisannya
mendekati Realisme. Meskipun lukisan Naturalistiknya Monet yang mendekati
Realisme, tetapi sangat berbeda dengan lukisan Gustave Courbert sebagai tokoh
realisme.
Realismenya
Courbert bersifat sosialistik yang moralitasnya cukup tinggi, sedangkan
realismenya Monet cenderung melukiskan yang indah-indah dan amoral, karena
prinsip Monet adalah “seni untuk kepentingan seni, bukan untuk apapun. Para
pelukis Naturalisme sering dijuluki sebagai pelukis pemandangan. Tokoh
Naturalisme yang berasal dari Inggris adalah Thomas Gainsbrough (1727-1788).
Tokohnya antara lain John Constable,
William Hogart, Frans Hall.
5. Aliran Impresionis
Apabila ada orang mendengar istilah
Impresionisme, maka asosiasi mereka biasanya tertuju pada lukisan-lukisan yang
impresif, yaitu lukisan yang agak kabur dan tidak mendetail. Claud Monet bukan
tokoh impresionisme, tetapi aliran impresionisme banyak diilhami oleh
penemuan-penemuan Claud Monet dalam setiap lukisannya. Seorang tokoh
impresionisme dari Prancis bernama Piere Auguste Renoir (1841-1919).
Pelukis
ini sangat gemar melukis wanita, baik dalam kondisi berpakaian maupun tanpa
busana. Lukisan impresionis sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca, karena
melukis dilakukan di luar studio. Lukisan impresionis biasanya tidak mempunyai
kontur yang jelas dan nampak hanya efek-efek warna yang membentuk wujud
tertentu.
Tokohnya : Eduard M6. Aliran Ekspresionisme
Pada tahun 1990-an, para pelukis
mulai tidak puas dengan karya yang hanya menonjolkan bentuk-bentuk objek.
Mereka mulai menggali hal-hal yang berhubungan dengan batin, sehingga muncullah
aliran ekspresionisme. Vincent Van Gogh (1850) adalah tokoh yang menjadi
tonggak kemunculan aliran ekspresionisme dan tokoh lain yang mengikuti adalah
Paul Cezanne, Paul Gauguin, Emil Nolde dan di Indonesia yaitu Affandi.
Ekspresionisme merupakan aliran yang melukiskan aktualitas yang sudah
didistorsikan ke arah suasana kesedihan, kekerasan ataupun tekanan batin.
Pelopornya adalah Vincent Van Gogh,
Paul Klee, Emile Nolde, W . Kandinsky, dan Edvard Munch.
6. Aliran Fauvisme
Nama fauvisme berasal dari bahas Prancis
“Les Fauves”, yang artinya binatang liar. Aliran fauvisme sangat mengagungkan
kebebasan berekspresi, sehingga banyak objek lukisan yang dibuat kontras dengan
aslinya seperti pohon berwana 0ranye/jingga atau lainnya. Lukisan-lukisan
fauvis betul-betul membebaskan diri dari batasan-batasan aliran sebelumnya.
Pelukis
fauvisme cenderung melukis apa yang mereka sukai tanpa memikirkan isi dan arti
dari sebuah lukisan yang dibuat. Maurice De Vlaminck, merupakan tokoh fauvisme
yang banyak terinspirasi oleh goresan warna Vincent Van Gogh, sampai-sampai ia
berkata,” Saya lebih mencintai Van Gogh dari pada Ayah saya.”
Tokoh-tokohnya antara lain Henry
Matisse, Andre Derain, Maurice de Vlaminc.
7. Aliran Kubisme
Aliran kubisme dilatar belakangi
oleh konsep Paul Cezanne yang mengatakanbahwa bentuk dasar dari segala bentuk
adalah silinder , bola, balok dan semua bentuk yang ada di dalam di pengaruhi
oleh perspektif, sehingga bidang tertuju pada satu titik tengah. Karya Picasso
menjadi insfirasi kemunculan karya- karya kubisme, karena motif geometris
digunakan oleh Picasso.
Lukisan
kubisme mengedepankan bentuk-bentuk germetris. Tokoh kubisme yang sangat
terkenal adalah Picasso dan Paul Cezanne, tetapi di samping kedua tokoh ini
masih banyak tokoh lain yg menganut Kubisme seperti Juan Gris dll.
8. Aliran Abstraksionisme
Aliran Abstraksionime adalah aliran
yg berusaha melepaskan diri dari sensasi-sensasi atau asosiasis figuratif suatu
obyek. Aliran Abstraksionis di bedakan menjadi dua yaitu.
1) Abstrak kubistis, yaitu abstrak
dalam bentuk geometrik murni seperti lingkaran kubus dan segi tigaTokoh
aliraran ini berasal dari Rusia yaitu Malivich [1913]
2) Abstrak Nonfiguratif, yaitu
abstrak dalam arti seni lukis haruslah murni sebagai ugkapan perasaan, di mana
garis mewakili garis ,warna mewakili warna dan sebagainya. Bentuk alami
ditinggalkan sama sekali. Tokohnya adalah Wassily kadinsky, Naum Goba.
9. Aliran Futuris
Aliran Futuris muncul di Itali pada
tahun 1909, sebagai reaksi terhadap aliran kubisme yang dianggap dinamis penuh
gerak, karena itu temanya cenderung menggambarkan kesibukan-kesibukan
seperti,pesta arak-arakan, perang dll.
Tokoh aliran ini antara
lain Carlo Carra, Buido Severini, Umbirto Boccioni, F.T
Marineti
10. Aliran dadaisme
10. Aliran dadaisme
Aliran dadaisme merupakan pemberontak
konsep dari konsep aliran sebelumnya. Aliran ini mepunyai sikap memerdekakan
diri dari hukum-hukum seni yg telah berlaku. Ciri aliran ini sinis, nihil dan
berusaha meleyapkan ilusi. Aliran ini dilatar belakangi oleh perang dunia
pertama yg tak kunjung berhenti.
Perang yg
tak kunjung padam memberi kesan hilangnya nilai sosial dari nilai estetika di
muka bumi, sehinga pandangan dadaisme tidak ada estetika dalam karya seni.
Tokoh Dadisme adalah Paul klee, Scwitters Tritan Tzara, Maron Janco dll.
11. Aliran Surealisme
Aliran surealis banyak di pengaruhi
oleh teori analisis psikologis. Sigmund Freud mengenai ketidak sadaran dalam
anatomisme dan impian. Surealisme sering tampil tidak logis dan penuh fantasi,
seakan-akan melukis dalam mimpi.
Tokoh surealis yaitu Salvador
Dali, Maxt Ernest, Jona Mirod, Claude Monet,Auguste Renoir, Edward
Degas dan Mary Cassat.
5.
Seniman Seni Rupa Modern Indonesia
1) Affandi
Koesoema
Lukisan Affandi yang menampilkan sosok pengemis ini
merupakan manifestasi pencapaian gaya pribadinya yang kuat. Lewat
ekpresionisme, ia luluh dengan objek-objeknya bersama dengan empati yang tumbuh
lewat proses pengamatan dan pendalaman. Setelah empati itu menjadi energi yang
masak, maka terjadilah proses penuangan dalam lukisan seperti luapan gunung
menuntaskan gejolak lavanya. Dalam setiap ekspresi, selain garis-garis
lukisanya memunculkan energi yang meluap juga merekam penghayatan keharuan
dunia bathinnya.
Dalam lukisan ini terlihat sesosok
tubuh renta pengemis yang duduk menunggu pemberian santunan dari orang yang
lewat.Penggambaran tubuh renta lewat sulur-sulur garis yang mengalir,
menekankan ekspresi penderitaan pengemis itu.Warna coklat hitam yang membangun
sosok tubuh, serta aksentuasi warna-warna kuning kehijauan sebagai latar
belakang, semakin mempertajam suasana muram yang terbangun dalam ekspresi
keseluruhan.
Namun dibalik kemuraman itu,
vitalitas hidup yang kuat tetap dapat dibaca lewat goresan-goresan yang
menggambarkan gerak sebagian figur lain. Dalam konfigurasi objek-objek ini,
komposisi yang dinamis.Dinamika itu juga diperkaya dengan goresan spontan dan
efek-efek tekstural yang kasar dari plototan tube cat yang menghasilkan
kekuatan ekspresi.
Pilihan sosok pengemis sebagai
objek-objek dalam lukisan tidak lepas dari empatinya pada kehidupan masyarakat
bawah.Affandi adalah penghayat yang mudah terharu, sekaligus petualang hidup
yang penuh vitalitas.Objek-objek rongsok dan jelata selalu menggugah empatinya.
Oleh karenanya, ia sering disebut sebagai seorang humanis dalam karya seninya.
Dalam berbagai pernyataan dan
lukisannya, ia sering menggungkapkan bahwa matahari, tangan dan kaki merupakan
symbol kehidupannya. Matahari merupakan manifestasi dari semangat hidup.Tangan
menunjukkan sikap yang keras dalam berkarya dan merealisir segala idenya.Kaki
merupakan ungkapan simbolik dari motivasi untuk terus melangkah maju dalam
menjalani kehidupan. Simbol-simbol itu memang merupakan kristalisasi pengalaman
dan sikap hidup Affandi, maupun proses perjalanan keseniannya yang keras dan panjang.
Lewat sosok pengemis dalam lukisan ini, kristalisasi pengalaman hidup yang
keras dan empati terhadap penderitaan itu dapat terbaca.
2) Raden
Saleh (1807 – 1880)
Lukisan Raden Saleh yang berjudul “Badai” ini
merupakan ungkapan khas karya yang beraliran Romatisme.Dalam aliran ini seniman
sebenarnya ingin mengungkapkan gejolak jiwanya yang terombang-ambing antara
keinginan menghayati dan menyatakan dunia (imajinasi) ideal dan dunia nyata
yang rumit dan terpecah-pecah.Dari petualangan penghayatan itu, seniman
cenderung mengungkapkan hal-hal yang dramatis, emosional, misterius, dan
imajiner.Namun demikian para seniman romantisme sering kali berkarya
berdasarkan pada kenyataan aktual.
Dalam lukisan “Badai” ini, dapat
dilihat bagaimana Raden Saleh mengungkapkan perjuangan yang dramatis dua buah
kapal dalam hempasan badai dahsyat di tengah lautan.Suasana tampak lebih
menekan oleh kegelapan awan tebal dan terkaman ombak-ombak tinggi yang
menghancurkan salah satu kapal.Dari sudut atas secercah sinar matahari yang
memantul ke gulungan ombak, lebih memberikan tekanan suasana yang dramatis.
Walaupun Raden Saleh berada dalam bingkai
romantisisme, tetapi tema-tema lukisannya kaya variasi, dramatis dan mempunyai
élan vital yang tinggi.
Karya-karya Raden Saleh tidak
hanya sebatas pemandangan alam, tetapi juga kehidupan manusia dan binatang yang
bergulat dalam tragedi.Sebagai contoh adalah lukisan “Een Boschbrand”
(Kebakaran Hutan), dan “Een Overstrooming op Java” (Banjir di Jawa), “Een Jagt
op Java” (Berburu di Jawa) atau pada “Gevangenneming van Diponegoro”
(Penangkapan Diponegoro).
3) Kartono
Yudhokusumo
Kartono merupakan pelopor untuk genre lukisan
dekoratif di Indonesia.Perkembangan itu dimulai dari lukisan-lukisan
realismenya yang menggunakan warna-warna bebas.Dalam karya “Melukis di Taman”,
1952 ini, terlihat bagaimana corak dekoratif itu benar-benar menjadi jiwa.
Semua objek dalam pemandangan itu digambarkan dengan rincian detail, baik yang
ada di depan maupun di latar belakang yang jauh. Berbagai warna cerah pada
objek juga lebih mencerminkan intuisi pelukis dari pada kenyataan yang ada di
alam. Hal lain sebagai ciri genre lukisan ini adalah penggunaan perspektif
udara (aerial perspective) yang memungkinkan cakrawala terlihat ke atas dan
bidang gambar menjadi lebih luas, sehingga objek-objek lebih banyak dapat
dilukiskan.
Dalam lukisan ini terungkap romantisme
pelukis dengan membayangkan dunia utuh dan ideal. Wanita-wanita berkebaya yang
bercengkrama dan berkasihan, menjadi bagian penting diantara pohon-pohon dan
binatang dalam taman yang penuh warna. Hal menarik lagi yaitu, pada sudut depan
terlihat seorang laki-laki melukis model wanita dengan pakaian lebih modern di
antara kerumunan wanita lain dalam pakaian kebaya. Selain hal itu menunjukkan
setting sosial yang berkaitan dengan gaya hidup, juga bisa menjelaskan
romantisisme pada pelukisnya. Dalam bawah sadarnya seorang romantis selalu
menghadirkan dunia ideal dari kontradiksi atau berbagai kenyataan yang
terpecah-pecah.
Besar kemungkinan tokoh sentral
dalam karya-karyanya adalah manifestasi dunia ide yang dimunculkan.Namun
demikian dalam kebanyakan genre corak dekoratif, ada kesadaran bahwa alam
adalah kosmos dan manusia hanya merupakan titik bagian dari padanya. Oleh
karena itu, dalam lukisan ini ego sang pelukis yang begitu ideal pun hanya
diletakkan dalam bagian kecil, dari sudut lukisan yang sarat dengan objek dan
kaya warna.
4) Mooi Indie
( Hindia Molek)
Pengertian :
Mazhab atau cara pandang kolonialisme Belanda atas negeri jajahannya yaitu Hindia Belanda ( Indonesia ) yang diasumsikan sebagai alam pedesaan yang damai, adem ayem dan harmonis. Tema seni lukis Mooi Indie ini yaitu Lanskap / Pemandangan Alam.
Mazhab atau cara pandang kolonialisme Belanda atas negeri jajahannya yaitu Hindia Belanda ( Indonesia ) yang diasumsikan sebagai alam pedesaan yang damai, adem ayem dan harmonis. Tema seni lukis Mooi Indie ini yaitu Lanskap / Pemandangan Alam.
Latar Belakang :
1) Munculnya usaha dari pemerintah kolonial Hindia Belanda untuk menciptakan Hindia Belanda yang adem ayem tanpa pemberontakan.
1) Munculnya usaha dari pemerintah kolonial Hindia Belanda untuk menciptakan Hindia Belanda yang adem ayem tanpa pemberontakan.
2) Adanya pengaruh
penelitian Wallace yang mengatakan nusantara adalah negeri yang tidak
cepat berubah.
3) Ketertarikan
seniman-seniman eropa pada keindahan alam Indonesia.
4) Adanya usaha dari
pemerintah Hindia Belanda dan pelukis-pelukis asing untuk mengeksploitasi
keindahan alam nusantara untuk dijual kepada para turis.
Ciri-ciri Seni Lukis Mooi Indie :
1) Objek lukisan didominasi oleh unsur gunung, sawah, dan pepohonan, kadang juga air.
1) Objek lukisan didominasi oleh unsur gunung, sawah, dan pepohonan, kadang juga air.
2) Cahaya dan
warna-warni alam dilukis / digambarkan semirip aslinya.
3) Suasana keindahan
alam dilebih-lebihkan.
Tokoh-tokoh Pelukis Mooi Indie :
1) A AJ Payen 5) R. Abdullah Suryosubroto
1) A AJ Payen 5) R. Abdullah Suryosubroto
2) Arie
Smith
6) Mas Pirngadi
3) Raden
Saleh
7) Wakidi
4) Van Dick
Pengaruh Mooi Indie :
1) Melahirkan seniman-seniman bercorak naturalis dan realis, seperti R. Basuki Abdullah dan RM Sayid
1) Melahirkan seniman-seniman bercorak naturalis dan realis, seperti R. Basuki Abdullah dan RM Sayid
2) Melahirkan corak
lukisan Sokaraja Banyumas.
3) Memperkaya corak
seni lukis Bali.
4) Menimbulkan
penentangan terhadap Mooi Indie yang di pelopori oleh S.Sudjojono yang
pada akhirnya melahirkan PERSAGI ( Persatuan Ahli gambar Indonesia ).
5) PERSAGI
Masa Cita
Nasional Bangkitanya kesadaran nasional yang dipelopori oleh Boedi Oetomo pada
tahun 1908. Seniman S. Sudjojono, Surono, Abd. Salam, Agus Djajasumita
medirikan PERSAGI (Persatuan Ahli Gambar Indonesia). Perkumpulan pertama di
Jakarta ini, berupaya mengimbangi lembaga kesenian asing Kunstring yang mampu
menghimpun lukisan-lukisan bercorak modern. PERSAGI berupaya mencari dan
menggali nilai-nilai yang mencerminkan kepribadian Indonesia yang sebenarnya.
Karya-karya seni lukis masa PERSAGI
antara lain :
1)
Agus Djajasumita : Barata Yudha, Arjuna Wiwaha, Nirwana, Dalam Taman
Nirwana
2) S. Sudjojono
: Djongkatan, Didepan Kelambu
Terbuka, Mainan, Cap Go meh.
3)
Otto Djaya : Penggodaan,
Wanita Impian
Hasil karya mereka mencerminkan :
- Mementingkan nilai-nilai psikologis
- Tema perjuangan rakyat
- Tidak terikat kepada obyek alam yang nyata
- Memiliki kepribadian Indonesia
- Didasari oleh semangat dan keberanian
6)
Achmad Sadali (1924 -1987)
Lukisan Achmad Sadali, “Gunungan
Emas”, 1980 ini merupakan salah satu ungkapan yang mewakili pencapaian nilai
religiusitasnya. Sebagai pelukis abstrak murni Sadali memang telah lepas dari
representasi bentuk-bentuk alam. Namun demikian, dalam bahasa visual semua
bentuk yang dihadirkan seniman dapat dibaca dengan berbagai tingkatan
penafsiran. Dalam usian peradaban yang ada, manusia telah terbangun bawah
sadarnya oleh tanda-tanda yang secara universal bisa membangkitkan spirit
tertentu.
Warna-warna
berat, noktah dan lubang, serta guratan-guratan pada bidang bisa mengingatkan
pada citra misteri, arhaik, dan kefanaan. Tanda segi tiga, konstruksi piramida
memberikan citra tentang religisitas. Lebih jauh lagi lelehan emas dan
guratan-guratan kaligrafi Al Qur’an dapat memancarkan spiritualitas islami.
Semua tanda-tanda tersebut hadir dalam lukisan-lukisan Sadali, sehingga
ekspresi yang muncul adalah kristalisasi perenungan nilai-nilai religius,
misteri dan kefanaan.





